Jan 30, 2011

Bersentuhan dengan air

Apa rasanya ketika bersentuhan dengan air?

Kadang air tak selalu menjadi teman yang hangat

Kadang dinginnya menusuk hingga ke rusuk

Kadang keruhnya membutakan mata

Kadang baunya mematikan rasa

Tapi air tetaplah air

Ia tak dapat berlari dari jati dirinya

Ia adalah zat cair...

Mengikuti bentuk dari wadah di mana ia berada

Ia sebenarnya halus

Ketika dengan penuh cinta dan rasa,

Kau sentuh permukaannya, ia akan diam tak memberontak

Ketika dengan kerendahan hati ,

Kau mau berdiam sejenak bersamanya...

Ia akan berbalik menyentuhmu.

Jan 26, 2011

Filosofi Cicak


Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap.
Datang seekor nyamuk, hap, lalu ditangkap”
Siapa yang tak tahu lagu ini, teman? Di kampungku lagu ini cukup populer karena selalu dinyanyikan untuk menghibur anak-anak desa. Entah apa yang membuat lagu itu dianggap menarik. Yang jelas amak-amak terlihat hobi sekali duduk di muka pintu sambil menyanyikan lagu ini untuk anak-anak yang dipangkunya.
Setiap hari. Tak pernah aku lewati hari tanpa mendengar dengungan lagu itu di siang atau malam hari. Memang di kampungku banyak sekali cicak, teman. Dari yang kecil hingga yang gemuk pernah aku lihat disini. Dari yang berwarna putih pucat hingga berbintik-bintik pernah ku tangkap karena aku tertantang dengan kecepatannya. Tak kusangka, bagi beberapa orang cicak adalah mahluk yang menjijikan. Bahkan banyak yang menyayangkan mengapa Tuhan begitu teganya mencipta cicak di dunia. Apakah diciptanya hanya untuk menjadi musuh banyak manusia? Menurutku tidak. Bagiku cicak menyimpan begitu banyak rahasia, misteri, dan juga pembelajaran. Bagaimana menurutmu, teman?
Amak yang selalu mengajari aku, jangan remehkan hal yang kecil! Katanya, mungkin dari sana aku bisa belajar hal yang lebih besar dibanding ukurannya. Dari seekor semut, amak mengajari, jangan malas! Semut mengumpulkan timbunan makanan saat musim panas, sehingga saat musim hujan tiba mereka punya makanan cukup untuk seluruh kelompoknya. Semut menjadi salah satu topik favorit amak ketika aku kecil. Dari ukuran satu semut, kata amak, aku bisa belajar seribu hal.
Tapi aku paling suka cerita amak tentang cicak. Bayangkan teman, amak pernah bertanya, di mana saja cicak ada? Ia hanya tertawa ketika aku menjawab bahwa cicak banyak juga di sawah dan di saung tengah ladang. Amak bilang kalau cicak ada dimana-mana. Tempat makan, rumah orang kaya di kota, bahkan di Istana Negara milik pak Presiden juga ada cicak.
Aku ragu.
Aku pikir cicak hanya ada di desa-desa dan kampung-kampung seperti di tempatku. Tapi amak selalu bilang kalau cicak yang biasa kutangkap ada juga di Istana pak Presiden.
Aku jadi bertanya-tanya, memangnya di Istana pak Presiden banyak nyamuk? Bagaimana caranya cicak bisa sampai di Istana pak Presiden? Aku sedikit iri. Belum pernah aku lihat bentuk Istana pak Presiden secara langsung, dalam televisi sekalipun. Oh iya, aku lupa teman. Di rumahku belum punya televisi. Pantas aku merasa belum pernah melihat Istana pak Presiden.
Amak mengajak aku berandai-andai saat menceritakan kisah cicak. Amak bilang andai cicak di Istana pak Presiden bisa bicara, pasti dia sudah diwawancarai. Semua orang pasti mau tahu, bagaimana caranya cicak itu bisa sampai di Istana pak Presiden? Amak bilang, kalau cicak itu jawab, pasti jawabannya cuma satu: “saya juga nggak tahu.
Saya nggak tahu kenapa bisa sampai disini. Yang saya tahu, saya setiap hari cuma menangkap nyamuk. Saya lihat ada nyamuk disana, saya kejar. Saya tangkap. Saya lihat nyamuk disini, saya kejar. Saya tangkap. Eh, tiba-tiba saya sampai di Istana.
Tahukan teman, penjelasan amak setelah itu tak bisa aku lupakan seumur hidupku. Amak bilang kalau cicak itu tidak pernah mengejar istana. Cicak itu hanya tahu bahwa ia mengejar nyamuk, dan ia hanya lakukan yang TERBAIK. Amak bilang, kalau aku mau lakukan suatu hal, lakukanlah yang terbaik. Suatu hari nanti aku pasti menemukan “istana”ku sendiri.
Teman, jangan kejar istananya, kejar nyamuknya. Itu yang aku pegang selama hampir dua puluh tahun. Dulu, aku hanya penjahit keliling di kampung. Setelah mendengar cerita amak tentang cicak itu, aku hanya kerjakan kerjaan kecilku dengan usaha yang terbaik. Tak lagi aku pikirkan punya mesin obras canggih. Mesin jahit sederhana milikku ini sudah cukup untuk membetulkan baju-baju maupun celana yang sobek di sekitar kampungku.
Tapi, kini tak pernah aku bayangkan punya tiga belas pabrik garmen di berbagai daerah di Indonesia. Aku tak hanya membetulkan sobekan baju atau celana sekarang. Aku mengirim kain serta pakaian ke pelosok Nusantara untuk dijual. Bahkan sekarang telah merambah ke manca negara.
Bagaimana aku bisa menjadi seperti ini? Teman, jujur aku juga nggak tahu bagaimana caranya. Yang aku tahu, aku hanya menjadi penjahit keliling dengan usaha yang TERBAIK. Inilah aku sekarang. Aku benar-benar tidak tahu kenapa aku bisa sampai pada tahap ini.
Benar teman, sama seperti cicak. Aku hanya melakukan yang terbaik. “Istana” hanya bonus dari Yang Kuasa ketika kita kerjakan bagian kita dengan usaha yang maksimal.

Jan 13, 2011

[untitled]

Ketika matahari mulai menyapa, gelap telah pupusnya pekatnya..
Aku berhenti.
Memandang.
Hari ini ada sejuta harapan yang terbentang bersama dengan mimpi-mimpi dan semangat yang tak pernah kunjung padam...

[June, 2010]

Jan 11, 2011

Bintang

Ia diam termangu. Menatap pada bintang kecil, pengisi cakrawala jiwanya. Merasakan kedalaman akan pendar cahaya sang bintang, yang kian hari kian bersinar. Ada senyum dibalik diamnya. Tanpa kata, ia hantarkan doa dan syukurnya, pada Sang Pencipta. Ia dan bintangnya.

THE GARUDA WAY

(source : http://www.monsieursb.wordpress.com/)

Halo teman-teman, rasanya sudah lama saya tidak melanjutkan menulis dan berdiskusi dengan teman-teman semua tentang topik-topik menarik yang bisa merefleksikan hidup kita. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba menulis tentang suatu hal yang penting bagi Bangsa Indonesia, bangsa kita, tetapi sayangnya seringkali dilupakan atau diremehkan oleh kita semua. Saya berbicara tentang lambang negara kita, Burung Garuda.
Teman-teman, kita sebagai bangsa Indonesia tentunya tahu bahwa Burung Garuda adalah lambang negara kita. Burung Garuda bukan hanya sekedar lambang negara kita, bukan sekedar judul lagu nasional, bukan juga hanya sekedar hiasan di kelas-kelas dan kantor-kantor, apalagi hanya sekedar nama maskapai penerbangan. Burung Garuda mengisyarakatkan semangat yang luar biasa! Tapi apakah kita sebagai bangsa Indonesia meletakkan semangat Burung Garuda tersebut tepat di dada kita dan mengikuti semangatnya dalam menjalani hidup kita?
Mungkin setelah teman-teman membaca kalimat terakhir saya tadi, ada pertanyaan yang timbul : “Semangat apa? Semangat apa yang dimiliki Burung Garuda?”. Apabila pertanyaan tersebut muncul di diri teman-teman, saya rasa itu adalah hal yang sangat wajar, mengingat banyak orang yang mungkin sangat tidak mengenal Burung Garuda sebagai simbol bangsa kita. Saya juga seperti itu sampai beberapa hari lalu saya membaca blog teman saya dengan sebuah cerita yang luar biasa di dalamnya. (http://kalengorange.wordpress.com/2010/11/30/elang/)  
Dalam blognya, dia bercerita tentang elang jawa. Tahu kah teman-teman, elang jawa adalah gambaran identik dengan lambang negara kita Burung Garuda? Burung Garuda digambar berdasarkan elang jawa.

Elang jawa saat ini adalah satwa langka yang terancam punah di Indonesia. Habitat elang jawa adalah hutan hujan tropis primer di daratan Jawa. Seiring mulai menghilangnya hutan hujan tropis di Jawa, semakin mengecil juga jumlah populasi burung lambang negara kita ini.
Kalau mata kita menatap Elang Jawa terbang dengan anggunnya, apa yang terpikir dibenak kita? Tentu dalam bayangan kita, elang adalah penguasa udara, pemangsa yang gigih dalam mengincar korbannya dan raja dari unggas yang terbang di udara.
Tahukah teman-teman, berapa umur elang? Umur elang dapat mencapai 70 tahun. Wow..luar biasa bagi ukuran unggas dapat mencapai usia sedemikian panjang.
Tetapi apakah teman-teman tahu, bagaimana perjuangan si Elang untuk mencapai usia tersebut?

Inilah kisahnya :

Elang dalam usia normalnya dapat mencapai 40 tahun. Pada usia inilah elang tersebut harus menentukan pilihan hidupnya, apakah ia mau hidup sampai usia 70 tahun atau tidak? Keputusan yang berat ini harus diambil, jika tidak maka usia elang tersebut akan berakhir di usia 40.


Hal tersebut terjadi karena pada usianya yang ke 40, paruhnya sudah terlalu panjang membengkok sehingga hampir menyentuh dada, sehingga mengakibatkan ia tidak dapat menangkap mangsanya. Kuku cakarnya telah menua dan rapuh, sehingga ia sulit mencengkeram mangsanya. Kemudian bulu-bulu di tubuhnya telah semakin lebat dan panjang, sehingga menjadi terlalu berat baginya untuk bermanuver dengan gesit dan anggun. Mangsanya pun dapat melarikan diri.

Keputusan yang diambil oleh elang jawa membuat ia menderita selama kurang lebih lima bulan. Keputusan ini akan membawa elang pada sebuah proses perubahan yang sangat menyakitkan.

Proses ini mengharuskan si elang terbang menuju puncak gunung yang tinggi, di mana tidak ada gangguan apapun. Pertama, si elang harus menghantamkan paruh bengkoknya berkali-kali pada dinding-dinding batu gunung sehingga paruh lamanya terlepas dari mulutnya.

Setelah paruh yang lama terlepas, si Elang harus berpuasa menahan lapar sambil menanti tumbuhnya paruh yang baru. Lalu, setelah paruh baru tumbuh adalah mencabut cakarnya yang menua dan menanti tumbuhnya cakar baru. 

Terakhir adalah mencabuti bulu-bulunya satu persatu.

Proses selama 5 bulan ini sangat menyakitkan bagi si elang, tetapi dibalik proses yang menyakitkan itu, si elang mampu untuk hidup 30 tahun lagi. (sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12399)

Teman-teman, saat kita menginginkan sesuatu dalam hidup kita. Ketika kita bermimpi tentang sesuatu dalam diri kita. Sesuatu yang setiap hari kita doakan kepada Tuhan agar hal tersebut, entah bagaimana caranya, dapat terwujud suatu saat nanti. Tapi teman-teman, doa bukanlah satu-satunya jalan. Teman-teman harus berusaha sekuat tenaga untuk mengusahakan tujuan, mimpi, teman-teman terwujud. Doa tanpa usaha dari diri kita sendiri tidak akan ada hasil. Tidak ada kesuksesan dan keberhasilan tanpa keringat kita di sana.

Semua hal di dunia ini ada harganya, kesuksesan juga ada harganya. Pertanyaannya apakah kita rela membayar sebuah harga kesuksesan? Seberapa yang berani kita bayar, menunjukkan seberapa pulalah yang akan kita dapatkan.

Harga dari sebuah kesuksesan adalah kerja keras. Sama halnya seperti elang jawa, ketika ia ingin memperpanjang umurnya, dia tidak hanya diam dan menunggu. Elang jawa harus melewati proses kerja keras yang menyakitkan dalam jangka waktu yang lama. Tetapi hasilnya elang jawa akan hidup selama 30 tahun lagi. Elang jawa membayar harga yang sangat mahal untuk bisa mencapai umur 70 tahun. Umur yang bahkan tidak bisa dicapai bagi sebagian manusia modern.

Masalah yang sering muncul adalah bukan kita tidak menyadari bahwa kita harus mengambil tindakan untuk mencapai tujuan kita. Tetapi masalah yang seringkali timbul adalah kita tidak berani untuk mengambil tindakan atau usaha untuk mencapai tujuan kita. Kita takut mengambil LANGKAH PERTAMA keluar dari comfort zone kita, kita takut hal ini akan tidak nyaman dan menyakitkan buat diri kita. Kita tidak berani keluar dari comfort zone karena kita “buta” tentang masa depan. Kita takut apakah ketika kita memutuskan melangkah dan berusaha, masa depan akan memihak pada kita.
  • Apakah tujuan saya memang akan tercapai?
  • Apakah cara yang saya jalankan benar?
  • Bagaimana kalau usaha saya gagal?
Dan banyak lagi pertanyaan dalam diri kita yang menghambat kita.....

Dalam bukunya “The Shark and The Goldfish”, Jon Gordon menunjukkan kepada semua orang mengenai satu persamaan yang dimiliki oleh orang optimis dan pesimis. Mereka sama-sama tidak bisa melihat masa depan, mereka tidak tahu masa depan.

Tapi perbedaannya adalah orang pesimis terus melihat dan menekankan masa depan akan suram, sehingga ia tidak mengambil tindakan apapun demi tidak tercapainya masa depan yang suram tersebut. Padahal belum tentu ketika ia mengambil tindakan tersebut masa depan akan suram.
Di lain pihak, orang optimis melihat bahwa masa depan selalu cerah, apapun yang terjadi. Sehingga walau ia dipenuhi ketidaktahuan akan masa depan, mereka berani mengambil resiko untuk bertindak. Bertindak keluar dari comfort zonenya, walau masa depan belum tentu juga “indah”. Namun pada kenyataannya, di dunia ini jauh lebih banyak orang optimis yang mencapai suatu pencapaian yang luar biasa dibanding orang pesimis.

Seperti tulisan saya yang terdahulu (lihat : http://monsieursb.wordpress.com/2010/10/19/you-are-what-you-think/), ketika kita percaya dan yakin pada 1 hal, maka secara otomatis tanpa kita sadari, keyakinan kita akan mengarahkan pikiran kita, fokus kita dan tindakan kita mendekati hal yang kita percaya. Apabila kita percaya bahwa masa depan jelek, maka keyakinan kita akan mengarahkan kita secara otomatis untuk “tidak melakukan apapun” dan tetap berdiam dalam comfort zone. Tetap pada yang pasti-pasti saja. Tapi kenyataan ketika kita memilih untuk tetap pada  "yang pasti-pasti saja", kemungkinan besar kita akhirnya akan menjalani hidup yang bukan sepantasnya dan seharusnya kita jalani. HIDUP BIASA-BIASA SAJA dan semakin jauh dengan mimpi teman-teman.
Terkadang kebanyakan orang hanya terpaku kepada pertanyaan :
"Bagaimana kalau rencana saya, tujuan saya gagal?", kemudian kita memikirkan apa yang terjadi pada hidup kita kalau seandainya kita gagal. apa yang akan hilang dari kita. Tetapi jarang orang-orang terfokus pada "Bagaimana kalau rencana saya berhasil?", dan memikirkan semua yang terjadi pada diri kita seandainya kita sukses.

Teman-teman, rasa takut untuk keluar dari comfort zone dan berusaha keras adalah hal yang wajar. Tapi Keyakinan kita, iman kita, harus lebih kuat dari rasa takut kita. Karena ketika kita meyakini dan mengimani masa depan yang cerah, hal tersebut akan memberi kita kekuatan yang luar biasa untuk keluar dari comfort zone dan melakukan sesuatu yang luar biasa hari ini. Sesuatu yang mungkin sebelumnya belum pernah terbayangkan oleh teman-teman.



BELIEVE in YOURSELF and AETHRA (The Bright Sky) will be within your reach.
Hiduplah dengan semangat GARUDA di dada teman-teman.

See you around,

Let Your Spirit Arise (Seperti elang terbang tinggi..)

Jan 6, 2011

(Cerpen) Seharusnya Terbakar!



Gambar dari SINI

Saat lampu bioskop kembali menyala, aku hanya bisa ternganga.
Entah apa dosaku, tak diragukan lagi barusan adalah film tergoblok yang pernah aku tonton sepanjang hidupku.
Begitu banyak cerita dan detil di dalam film barusan yang membuat logika siapapun yang menontonnya bengkok sempurna. Sialnya, aku sendirian. Pikiranku tertelan pusaran kekaguman dan ketakjuban semua penonton lainnya.

Seorang wanita rela dijadikan vampir hanya demi seorang lelaki yang barus aja dikenalnya?
Bagi mereka itu sangat menyentuh, bagiku: idiot dan menyedihkan!
Seorang manusia serigala bisa mengendalikan kapanpun mereka ingin berganti wujud antara manusia dan serigala?
Bagi mereka itu fleksibel, bagiku: tolol dan tak berdasar!
Sekelompok vampir hidup bahagia dan menjadi siswa abadi di sebuah sekolah tanpa diketahui siapa pun?
Bagi mereka itu normal, bagiku sangat menginjak nalar!

Ah, cukup sudah segala ketololan film tersebut!
Salahku juga sebenarnya.
Seharusnya aku sudah tahu film ini akan seperti apa, karena aku pernah membaca ulasan dari novel seri tersebut. Jauh sebelum keempat novel ini difilmkan.
Andai saja Karina tidak memaksaku menonton film ini, pasti aku takkan sudi merogoh kocek sebanyak lima puluh ribu rupiah di loket bioskop ini dua jam yang lalu.

Ia membuatku tak mempunyai pilihan.
Sudah terlalu sering aku menolak ajakan Karina pergi.
Ia bilang aku gila, karena terlalu mencintai rumah dan kamarku sendiri.
Ia bilang aku harus menonton film ini, karena aku terlalu skeptis akan hal-hal berbau mistis, khususnya vampir.
Well, aku kira manusia waras manapun justru akan makin skeptis setelah menonton film ini.
Setelah berhasil memojokanku, akhirnya aku mengiyakan ajakannya untuk menonton malam ini.

Sepulang dari mengantar Karina ke rumahnya, aku pulang dan menyendiri di balkon rumahku.
Sejujurnya, aku sangat suka menghabiskan waktu dengan Karina.
Setiap kali Karina mengajakku pergi, dengan terpaksa aku harus menolaknya.
Sangat berat memang, namun apa daya.
Karina selalu enggan untuk bepergian di malam hari.
Sedangkan aku tak mungkin keluar rumah di siang hari.

Aku benci sinar matahari!
Sesaat setelah cahaya matahari menyentuhku, aku akan terbakar.
Percayalah, itu yang akan terjadi pada semua vampir, termasuk aku.
Terbakar, hangus, dan lenyap selamanya dari muka bumi.
Bukan sekedar menjadi berkilauan kulitku.
Seperti di film tolol itu.


Jakarta, 6 Januari 2011
Okki Sutanto
[Sumber inspirasi: Posting Tukang Review]

Jan 3, 2011

Motivation Is Like Bathing

Baru-baru ini, seorang teman baik gue men-share quote (kutipan) ini di salah satu situs jejaring sosialnya:

People often say that motivation doesn’t last. Well, neither does bathing – that’s why we recommend it daily.” (Zig Ziglar)

Jika diterjemahkan secara kasar, quote ini mengatakan bahwa biasanya motivasi tidak bertahan lama, sama seperti mandi. Jadi, motivasi sebaiknya diberikan setiap hari – sekali lagi, sama seperti mandi. Nah, di antara berbagai perumpamaan tentang motivasi yang pernah gue dengar, misalnya motivasi itu seperti makan satu apel setiap hari, motivasi itu seperti bedah otak, dan motivasi itu seperti cinta (yang kemudian berarti motivasi itu seperti menulis cerita, karena cinta itu seperti menulis cerita. Haha xp), gue menganggap perumpamaan ini (motivasi itu seperti mandi) paling menarik (jika Anda penasaran tentang perumpamaan lainnya, google saja! ;p).

Menurut gue, metafora bahwa motivasi itu seperti mandi bisa dibahas dari beberapa sudut pandang. Pertama (seperti yang ingin diungkapkan Ziglar), mandi adalah sebuah kegiatan yang perlu dilakukan setiap hari, khususnya jika Anda ingin benar-benar terbebas dari segala kuman, kotoran, dan jasad renik yang mungkin menempel di badan Anda. Artinya, motivasi (dalam konteks ini memotivasi diri) adalah sesuatu yang perlu dilakukan setiap hari, khususnya jika Anda ingin terbebas dari segala tugas, kewajiban, dan pekerjaan yang perlu Anda lakukan. Idealnya, mandi dilakukan atas kesadaran sendiri, karena Anda percaya bahwa mandi memiliki manfaat bagi kesehatan Anda. Terkadang, bisa saja Anda lupa, dan Anda perlu diingatkan oleh orang lain. Betul? ;p

Kedua, kapan saja Anda perlu mandi? Pelajar SD mana pun di Indonesia bisa mengatakan kalau mandi itu sebaiknya dilakukan dua kali sehari. Kenapa? Kebetulan, iklim di Indonesia panas, sehingga mungkin lebih banyak keringat dan kotoran yang menempel di badan Anda sehari-hari. Itu sebabnya orang Indonesia disarankan mandi dua kali sehari, sementara orang Eropa dan Amerika mungkin hanya perlu mandi sekali.. seminggu (bukan berarti orang Eropa dan Amerika lebih bisa memotivasi diri sendiri yah. Haha xp). Intinya, mandi sifatnya sangat situasional. Bisa saja Anda sedang tidak terlalu banyak kegiatan, jadi Anda hanya perlu mandi sekali sehari. Bisa jadi kegiatan Anda begitu banyak, sehingga Anda mungkin perlu mandi tiga kali sehari. Tergantung banyaknya pekerjaan Anda, motivasi yang Anda perlukan tentu saja akan berbeda.

Ketiga, bagaimana Anda mandi? Setiap orang punya cara mandi sendiri. Mungkin Anda mandi dengan shower. Anda cukup menyalakan shower-nya, dan air akan terus mengalir sampai Anda selesai mandi. Mungkin Anda mandi dengan gayung. Anda perlu membasahi badan Anda berkali-kali untuk menyelesaikan kewajiban Anda (mandi, maksudnya ;p). Jika Anda memerlukan motivasi yang berbeda dari biasanya, mungkin saatnya bagi Anda untuk creambath, mandi susu, atau dimandikan oleh ‘…’ (baca: titik-titik . Silahkan isi sendiri. Hehe). Tahukah Anda bahwa orang Jepang terkadang pergi mandi bersama di sebuah sentō (rumah mandi)? ;p

Keempat, apa yang terjadi jika Anda tidak mandi? Dalam bayangan gue, ada beberapa hal yang mungkin terjadi:

  1. Debu, keringat, dan kotoran lain di badan Anda menumpuk. Pekerjaan Anda menumpuk.
  2. Anda mengalami penyakit kulit, seperti gatal-gatal, panu, atau kudis. Bagi orang lain, keberadaan penyakit kulit di badan Anda merupakan bukti definitif bahwa Anda malas menjaga kebersihan badan Anda. Nah, dalam konteks motivasi, munculnya bukti-bukti ini menandakan bahwa Anda mulai kewalahan dengan pekerjaan Anda – kurang tidur, tampang lelah, stres, dan lainnya.
  3. Jika Anda tidak mandi dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya Anda akan sulit untuk melakukan hal lain dengan baik, karena Anda begitu tidak nyaman dengan keadaan badan Anda. Menurut gue, hal ini juga berlaku untuk motivasi. Jika Anda tidak memotivasi diri Anda dalam jangka waktu yang cukup lama, Anda akan sulit untuk melakukan apa pun. Anda merasa sangat ingin melakukan sesuatu, sayangnya motivasi Anda tidak cukup untuk benar-benar melakukan hal tersebut.

Jadi, sudahkan Anda mandi hari ini? ;p

Hope you had fun!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...