Seiring perkembangannya, Makna Kata ternyata menjadi lebih dari sekedar media penampung tulisan. Nyatanya, ia sekaligus menjadi ruang untuk memerdekakan intelektualitas para penulisnya, yang kebetulan semuanya adalah mahasiswa (atau pernah menjadi mahasiswa). Rasanya bukan suatu kebetulan pula, Makna Kata sekilas terdengar seperti Magna Charta. Keduanya memiliki corak yang sama: pembebasan dan kemerdekaan.
Jika Magna Charta identik dengan kemerdekaan rakyat Inggris di abad ke-13, maka Makna Kata memberikan kemerdekaan bagi setiap penulisnya. Kemerdekaan untuk meluapkan intelektualitas mereka, dengan caranya masing-masing, melalui instrumen yang sama: bahasa. Entah melalui puisi, cerita pendek, ulasan buku atau film, opini, maupun beragam produk bahasa lainnya.
Sebenarnya, tidak banyak yang berubah dari semangat awal terlahirnya Makna Kata. Kebebasan tetap menjadi hal yang dominan. Bedanya, kini kebebasan itu tak lagi liar dan tanpa arah. Kebebasan itu hendaknya justru menjadi ciri dan keunggulan Makna Kata dan segenap penulisnya. Di tengah minimnya kesadaran kaum intelektual akan dunia sastra, Makna Kata diharapkan mampu menjadi oase. Di tengah surutnya kecintaan golongan terpelajar akan bahasa, Makna Kata diharapkan mampu menjadi penawar.
Terpelajar DAN Mencintai bahasa. Jika kedua prasyarat tersebut sudah Anda miliki, rasanya tidak perlu menunggu lagi untuk bergabung dengan Makna-Kata. Selamat menulis, selamat berkomentar, dan selamat menjadi Pemakna Kata.
Pemakna Kata.
[author.maknakata@gmail.com]
