Itu adalah penggalan lagu yang dibawakan oleh Marcell. Lagu
ini terlintas di kepala saya, ketika sedang mengobrol santai dengan klien. Dari
pembicaraan tentang film, kami mulai berdiskusi tentang banyak hal, dan
akhirnya berujung pada topik yang cukup ‘berat’. Seperti yang tergambarkan pada
lirik lagu di atas. Agama.
Muncul banyak pertanyaan dalam pikiran saya. Jika memang
Tuhan satu, kenapa ada begitu banyak agama? Membuat saya juga bertanya-tanya,
sebenarnya apa yang manusia cari dengan beribadah. Katanya Tuhan hanya satu,
lalu kenapa begitu banyak cara berbeda yang dilakukan manusia untuk berhubungan
denganNya?
Lalu pertanyaan berikutnya muncul. Jika memang demikian,
sebenarnya apa yang manusia lakukan dengan segala ritual dari kepercayaannya
masing-masing? Memenuhi ritual tertentu menurut cara yang diajarkan oleh
pemimpin agamanya masing-masing? Atau menyembah Tuhannya? Yang manakah
fokusnya?
Baiklah, mungkin itu adalah hal yang sangat kontroversial
dan cukup sensitif untuk diperdebatkan. Oleh karena itu, saya juga terpikirkan
hal lain ketika diskusi itu terus berlanjut. Tentang ciptaan.
Manusia hidup di jagat raya ini tidak sendiri. Masih banyak
makhluk ciptaan lain. Dari sekian banyaknya planet di seluruh alam semesta,
benarkah manusia adalah satu-satunya ciptaan? Bagaimana jika benar alien itu
ada? Apakah mereka menyembah Tuhan yang sama? Bagaimana jika ya? Bagaimana jika
tidak?
Jika mereka menyembah Tuhan yang sama, apakah mereka juga
memiliki agama yang berbeda, seperti kita di bumi? Apakah mereka juga melakukan
ritual tertentu hasil budaya dan pengajaran nenek moyangnya? Atau adakah cara
yang berbeda? Lalu, bisakah kita juga mengikuti cara mereka?
Jika mereka menyembah Tuhan yang berbeda, apakah mereka
percaya akan Tuhan? Pernahkah mereka terpikir akan pribadi yang menciptakan
mereka? Tak terpikirkan kah mereka akan cara untuk berhubungan dengan pencipta
mereka? Kalau Tuhan hanya ada satu, Tuhan mana yang benar? Tuhan kita kah?
Tuhan mereka kah?
Begitu banyak kemungkinan yang muncul di pikiran saya.
Banyaknya sama dengan pertanyaan-pertanyaan yang juga terus bermunculan. Sampai
pada suatu titik saya menemukan pertanyaan yang membuat saya terhenyak.
Lalu kenapa, kalau kita mencari Tuhan dengan cara yang
berbeda? Lalu kenapa, kalau Tuhan kita pun tak sama? Lalu kenapa, kalau
pemikiran kita mengenai agama dan kepercayaan begitu berbeda?
Dan kemudian segala pertanyaan itu rasanya tidak perlu
dicari lagi jawabannya. Itu hak kita. Hak kamu, hak saya. Hak setiap kita.
No comments:
Post a Comment