Kantor Ayah adalah sebuah tempat yang menakjubkan untuk seorang gadis kecil berusia empat tahun.
Di kantor Ayah, gadis kecil menemukan orang-orang yang ukuran tubuhnya dua kali dirinya.
Mereka berpakaian keren dan wangi, menggunakan blazer atau kemeja berdasi seperti yang Ayah pakai.
Tapi di mata gadis kecil, kemeja dan dasi Ayahlah yang paling keren, Ayah yang paling wangi dan Ayah yang paling ganteng di antara yang lain.
Ayah sering mengajak gadis kecil masuk ke ruang kerjanya, diperlihatkan dan ditunjukkannya segala benda-benda yang ada di sana. Diberitahukannya mana yang boleh disentuh mana yang tidak.
Jika Ayah melihat gadis kecil bosan, ia memberikan kertas-kertas dan stabilo untuk mencorat-coret sambil menunggu Ayah bekerja.
Jika Ayah melihat gadis kecil kedinginan, ia memberikan jasnya untuk dipakai gadis kecil. Dan gadis kecil tenggelam di dalam jas yang amat sangat besar bagi ukuran tubuhnya, namun ia tertawa kegirangan karena boleh memakai milik ayahnya yang berharga.
Jika Ayah melihat gadis kecil sudah kelaparan, ia akan mengajaknya makan di foodcourt kantor. Makanan hari ini, akan berbeda dengan yang dimakan esok.Maka setiap hari di kantor ayah adalah petualangan mencicipi aneka makanan yang baru dan berbeda.
Ketika Ayah mengajak gadis kecil berkeliling kantor, digandeng tangannya yang mungil. Dikenalkannya ia dengan orang-orang kantor Ayah, dikenalkannya ia dengan berbagai hal yang ada di kantor.
Betapa bangganya gadis kecil melihat Ayah mengenali hampir semua orang yang ada di kantor, mulai dari satpam sampai bos.
Betapa bangganya gadis kecil melihat Ayah dihormati oleh orang lain.
Benar-benar Ayah yang keren dan hebat di mata gadis kecil.
Gadis kecil belum menyadari apa pekerjaan ayahnya. Yang ia tahu, kantor itu kantor ayahnya. Yang ia tahu, gedung itu gedung ayahnya.
Semua yang ada di gedung itu identik dengan ayahnya.
Kadang gadis kecil berkeliling sendirian di lantai tempat kantor Ayah atau naik turun eskalator ditemani sekretaris Ayah atau memencet lift menuju lantai kantor Ayah.
Semua yang ada di kantor Ayah merupakan mainan bagi gadis kecil.
Semuanya begitu menarik untuk dijelajahi tanpa perlu takut karena ini semua adalah bagian dari Ayah.
Semua orang ikut menjaga gadis kecil. Bahkan pelayan restoran di kantor Ayah dapat mengenali gadis kecil saking seringnya gadis kecil makan di sana.
Di kantor Ayah, ada Jakarta American Club yang memiliki tempat bermain anak super keren.
Ayah mendapat priviledge untuk ikut menggunakannya, termasuk mengajak gadis kecil bermain di sana.
Gadis kecil tahu jika harus membayar keanggotaan di club itu Ayahnya tak akan sanggup membayar, maka priviledge ini haruslah dihargai dan dinikmati dengan baik.
Ruang main ini menjadi salah satu daerah eksplorasi Gadis kecil.
Ia bisa melompat, memasuki terowongan, bergelayutan, merosot, menggambar,berguling-guling, menonton acara tv anak-anak luar negeri dan masih banyak lagi.
Bahkan, gara-gara tiang perosotan itu gadis kecil minta pada ayahnya untuk dibuatkan seperti itu di rumah, seperti rumah Peter Pan.
Menghabiskan waktu di ruang bermain itu sambil menunggu Ayah bekerja adalah kenikmatan tersendiri.
Waktu juga identik dengan Ayah.
Di pagi hari, Gadis kecil berangkat ke sekolah bersama dengan Ayah yang juga akan pergi ke kantor. Setiap hari kamis, adalah hari Ayah memakai baju putih. Di hari itu, Gadis kecil tidak boleh tidur di pangkuan Ayah sebab iler dari Gadis kecil yang terlelap tidur akan mengotori dan membekas di kemeja ayah yang putih.
Lalu kata Ayah, di hari Kamis ia akan bertemu dengan bosnya sehingga ia harus terlihat rapi di hari itu.
Di siang hari, terkadang Ayah menjemput Gadis kecil pulang sekolah. Lalu dibawanya Gadis kecil ke kantor ayah dan seperti biasa, makan siang bersama.
Setiap Gadis kecil melihat Ayah di gerbang sekolah, Gadis kecil akan berteriak dan melompat kegirangan. Lalu menghambur ke pelukan Ayah.
Ia tahu, ketika Ayahnya datang menjemput artinya ia akan pergi makan di luar dan berekreasi sejenak sebelum pulang ke rumah.
Bagi Gadis kecil, keren sekali baginya untuk pergi ke kantor orang dewasa mengenakan seragam sekolah. “Berarti aku yang anak kecil ini sehebat orang-orang dewasa yang sudah bekerja”, begitu pikir Gadis kecil.
...dan hari Sabtu, adalah hari yang paling menyenangkan bagi Gadis kecil.
Sebab di hari Sabtu, Ayah libur dari tugas kantor resmi sehingga Ayah terlihat dan terasa lebih rileks serta santai.
Namun, Ayah acapkali masih ke kantor juga untuk membereskan beberapa urusan tapi mengenakan kemeja lengan pendek dengan warna yang cerah dan menggoda. Seakan warna kemejanya menggambarkan cerahnya suasana di hari Sabtu.
Maka, di hari Sabtu pun aku tetap berangkat sekolah bersama dengan Ayah.
Terkadang di hari Sabtu, supir Ayah tidak masuk kerja sehingga hanya ada Ayah dan Gadis kecil berduaan di dalam mobil.
Gadis kecil akan duduk di kursi penumpang di sebelah Ayah yang menyetir mobil. Gadis kecil senang melihat pemandangan yang berbeda dan lebih jelas, daripada ketika duduk di kursi belakang dari hari Senin sampai Jum’at.
Saat berdua saja, Ayah akan menyetel lagu jazz instrumental Kenny G. Lagu yang selalu disetelnya hanya di hari Sabtu,. Di hari Senin sampai Jum’at ada lagu jazz lain yang disetelnya, salah satunya lagu Blue Sky.
Saat itu, Gadis kecil tak tau siapa dan apa jenis lagu yang selalu ia dengar di mobil ayah. Yang ia tahu semua lagu di mobil itu disebut “Lagu Ayah”.
Dan lagu instrumental Kenny G yang diperdengarkan sepanjang perjalanan dari rumah ke sekolah, semakin mencerahkan hari Sabtu Gadis Kecil. Apalagi sesekali Gadis kecil juga mengobrol bersama Ayah jika ia tidak ketiduran.
Sesampai di sekolah, Gadis kecil tak lupa mencium pipi Ayah sebelum turun dari mobil.
Aah...langkah Gadis kecil terasa makin ringan dan riang memasuki gerbang sekolah.
Di hari Sabtu, Gadis kecil pulang sekolah lebih cepat daripada hari-hari yang lain.
Dan Ayah sudah menunggu Gadis kecil di trotoar sekolah yang penuh dengan makanan jajanan yang lezat.
Biasanya, Gadis kecil akan mendapati Ayahnya yang sedang mengunyah cakwe, siomay, gulali rambut nenek atau es goyang. Lalu Gadis kecil akan tertawa melihat mulut Ayah yang penuh makanan dan terlihat begitu menikmati makanan yang dimakannya.
Di hari Sabtu, Gadis kecil panen membeli makanan jajanan bersama Ayah. Sebab di hari biasa, Gadis kecil tak diberi uang jajan dan tak boleh membeli makanan jajanan sendirian atau berlebihan. Maka hari Sabtu juga berarti hari perayaan kebebasan membeli makanan jajanan bagi Gadis kecil.
Lalu jika belum kenyang dan masih bersemangat untuk berjalan-jalan, Ayah akan mengajak Gadis kecil makan di restorang yang ada di kantornya atau ke Plaza Senayan.
Keduanya disukai oleh Gadis kecil, keduanya memiliki tempat istimewa di hati Gadis kecil.
Di kantor Ayah, banyak variasi makanan termasuk makanan Jepang yang lezat. Sedangkan di Plaza Senayan terdapat jam kesukaan Gadis kecil yang akan berbunyi mengeluarkan patung anak-anak kecil bercat emas pada setiap jamnya.
Bunyi jam itu sungguh menyejukkan hati Gadis kecil. Alunan musiknya membawa pikiran Gadis kecil berkelana ke tempat yang menyenangkan, seperti berlarian di padang rumput yang hijau dan sejuk.
Kemudian, Ayah akan membawa Gadis kecil kembali berkelana di toko jam dekat Metro di Plaza Senayan. Sambil melihat jam, Ayah akan bercerita tentang bapaknya yang sangat senang dan mengkoleksi jam di rumahnya. Ayahpun juga menyenangi dan mengkoleksi jam. Jika bapaknya Ayah mengkoleksi jam dinding yang mengeluarkan bunyi, maka Ayah mengkoleksi jam tangan yang bentuknya besar dan selalu kedodoran jika Gadis kecil mencoba untuk memakainya.
Itulah secuplik kisah kehidupan Gadis Kecil tentang kantor Ayah dan kehidupan di sekitarnya.
Waktu yang sudah lewat tak akan bisa diulang. Namun menyadari ada kenangan-kenangan indah pada jejak waktu yang telah membeku, menciptakan mozaik indah pada diri Gadis kecil. Serta memberikan pulasan Cinta yang begitu indah menggunakan kuas cinta-Nya...seorang AYAH.
Gambar diambil dari sini