Aug 26, 2012
Senja di Pantai Manado
Ketika menyaksikan matahari senja, rasa cintaku pada Sang Transenden...begitu terasa hidup.
Megah dalam kelembutan-Nya...menyentuh, menyatu hingga ke bagian terdalam dunia batinku.
Horizon yang tak terbatas, seluas Cinta-Nya yang tiada tepi dan ujung.
Hanya meng-ada.
Memancarkan cinta...tanpa syarat.
Meng-ada sehingga aku dapat merasakan sentuhan-Nya yang melampaui keterbatasanku.
Ia tak berkata apa-apa, pun tak memintaku untuk berlari mendekati-Nya.
Hanya diam dan meng-ada.
Sebab meng-ada dengann utuh dan otentik adalah PR-ku saat ini.
Aku menyadari ia menerima dan bersabar pada proses pertumbuhkembanganku yang unik.
...
Mengapa aku sering tidak sabar dan tidak menerima diriku sendiri?
Jika cinta-Nya seumpama telur ceplok, mungkin aku baru sanggup mencicip dan mencecap pinggirannya yang kering dan kecoklatan.
Tapi ini pun proses...
Perjalanan yang akan terus bergerak, dinamis, seumur-sepanjang hidup.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment