Jan 11, 2011

THE GARUDA WAY

(source : http://www.monsieursb.wordpress.com/)

Halo teman-teman, rasanya sudah lama saya tidak melanjutkan menulis dan berdiskusi dengan teman-teman semua tentang topik-topik menarik yang bisa merefleksikan hidup kita. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba menulis tentang suatu hal yang penting bagi Bangsa Indonesia, bangsa kita, tetapi sayangnya seringkali dilupakan atau diremehkan oleh kita semua. Saya berbicara tentang lambang negara kita, Burung Garuda.
Teman-teman, kita sebagai bangsa Indonesia tentunya tahu bahwa Burung Garuda adalah lambang negara kita. Burung Garuda bukan hanya sekedar lambang negara kita, bukan sekedar judul lagu nasional, bukan juga hanya sekedar hiasan di kelas-kelas dan kantor-kantor, apalagi hanya sekedar nama maskapai penerbangan. Burung Garuda mengisyarakatkan semangat yang luar biasa! Tapi apakah kita sebagai bangsa Indonesia meletakkan semangat Burung Garuda tersebut tepat di dada kita dan mengikuti semangatnya dalam menjalani hidup kita?
Mungkin setelah teman-teman membaca kalimat terakhir saya tadi, ada pertanyaan yang timbul : “Semangat apa? Semangat apa yang dimiliki Burung Garuda?”. Apabila pertanyaan tersebut muncul di diri teman-teman, saya rasa itu adalah hal yang sangat wajar, mengingat banyak orang yang mungkin sangat tidak mengenal Burung Garuda sebagai simbol bangsa kita. Saya juga seperti itu sampai beberapa hari lalu saya membaca blog teman saya dengan sebuah cerita yang luar biasa di dalamnya. (http://kalengorange.wordpress.com/2010/11/30/elang/)  
Dalam blognya, dia bercerita tentang elang jawa. Tahu kah teman-teman, elang jawa adalah gambaran identik dengan lambang negara kita Burung Garuda? Burung Garuda digambar berdasarkan elang jawa.

Elang jawa saat ini adalah satwa langka yang terancam punah di Indonesia. Habitat elang jawa adalah hutan hujan tropis primer di daratan Jawa. Seiring mulai menghilangnya hutan hujan tropis di Jawa, semakin mengecil juga jumlah populasi burung lambang negara kita ini.
Kalau mata kita menatap Elang Jawa terbang dengan anggunnya, apa yang terpikir dibenak kita? Tentu dalam bayangan kita, elang adalah penguasa udara, pemangsa yang gigih dalam mengincar korbannya dan raja dari unggas yang terbang di udara.
Tahukah teman-teman, berapa umur elang? Umur elang dapat mencapai 70 tahun. Wow..luar biasa bagi ukuran unggas dapat mencapai usia sedemikian panjang.
Tetapi apakah teman-teman tahu, bagaimana perjuangan si Elang untuk mencapai usia tersebut?

Inilah kisahnya :

Elang dalam usia normalnya dapat mencapai 40 tahun. Pada usia inilah elang tersebut harus menentukan pilihan hidupnya, apakah ia mau hidup sampai usia 70 tahun atau tidak? Keputusan yang berat ini harus diambil, jika tidak maka usia elang tersebut akan berakhir di usia 40.


Hal tersebut terjadi karena pada usianya yang ke 40, paruhnya sudah terlalu panjang membengkok sehingga hampir menyentuh dada, sehingga mengakibatkan ia tidak dapat menangkap mangsanya. Kuku cakarnya telah menua dan rapuh, sehingga ia sulit mencengkeram mangsanya. Kemudian bulu-bulu di tubuhnya telah semakin lebat dan panjang, sehingga menjadi terlalu berat baginya untuk bermanuver dengan gesit dan anggun. Mangsanya pun dapat melarikan diri.

Keputusan yang diambil oleh elang jawa membuat ia menderita selama kurang lebih lima bulan. Keputusan ini akan membawa elang pada sebuah proses perubahan yang sangat menyakitkan.

Proses ini mengharuskan si elang terbang menuju puncak gunung yang tinggi, di mana tidak ada gangguan apapun. Pertama, si elang harus menghantamkan paruh bengkoknya berkali-kali pada dinding-dinding batu gunung sehingga paruh lamanya terlepas dari mulutnya.

Setelah paruh yang lama terlepas, si Elang harus berpuasa menahan lapar sambil menanti tumbuhnya paruh yang baru. Lalu, setelah paruh baru tumbuh adalah mencabut cakarnya yang menua dan menanti tumbuhnya cakar baru. 

Terakhir adalah mencabuti bulu-bulunya satu persatu.

Proses selama 5 bulan ini sangat menyakitkan bagi si elang, tetapi dibalik proses yang menyakitkan itu, si elang mampu untuk hidup 30 tahun lagi. (sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12399)

Teman-teman, saat kita menginginkan sesuatu dalam hidup kita. Ketika kita bermimpi tentang sesuatu dalam diri kita. Sesuatu yang setiap hari kita doakan kepada Tuhan agar hal tersebut, entah bagaimana caranya, dapat terwujud suatu saat nanti. Tapi teman-teman, doa bukanlah satu-satunya jalan. Teman-teman harus berusaha sekuat tenaga untuk mengusahakan tujuan, mimpi, teman-teman terwujud. Doa tanpa usaha dari diri kita sendiri tidak akan ada hasil. Tidak ada kesuksesan dan keberhasilan tanpa keringat kita di sana.

Semua hal di dunia ini ada harganya, kesuksesan juga ada harganya. Pertanyaannya apakah kita rela membayar sebuah harga kesuksesan? Seberapa yang berani kita bayar, menunjukkan seberapa pulalah yang akan kita dapatkan.

Harga dari sebuah kesuksesan adalah kerja keras. Sama halnya seperti elang jawa, ketika ia ingin memperpanjang umurnya, dia tidak hanya diam dan menunggu. Elang jawa harus melewati proses kerja keras yang menyakitkan dalam jangka waktu yang lama. Tetapi hasilnya elang jawa akan hidup selama 30 tahun lagi. Elang jawa membayar harga yang sangat mahal untuk bisa mencapai umur 70 tahun. Umur yang bahkan tidak bisa dicapai bagi sebagian manusia modern.

Masalah yang sering muncul adalah bukan kita tidak menyadari bahwa kita harus mengambil tindakan untuk mencapai tujuan kita. Tetapi masalah yang seringkali timbul adalah kita tidak berani untuk mengambil tindakan atau usaha untuk mencapai tujuan kita. Kita takut mengambil LANGKAH PERTAMA keluar dari comfort zone kita, kita takut hal ini akan tidak nyaman dan menyakitkan buat diri kita. Kita tidak berani keluar dari comfort zone karena kita “buta” tentang masa depan. Kita takut apakah ketika kita memutuskan melangkah dan berusaha, masa depan akan memihak pada kita.
  • Apakah tujuan saya memang akan tercapai?
  • Apakah cara yang saya jalankan benar?
  • Bagaimana kalau usaha saya gagal?
Dan banyak lagi pertanyaan dalam diri kita yang menghambat kita.....

Dalam bukunya “The Shark and The Goldfish”, Jon Gordon menunjukkan kepada semua orang mengenai satu persamaan yang dimiliki oleh orang optimis dan pesimis. Mereka sama-sama tidak bisa melihat masa depan, mereka tidak tahu masa depan.

Tapi perbedaannya adalah orang pesimis terus melihat dan menekankan masa depan akan suram, sehingga ia tidak mengambil tindakan apapun demi tidak tercapainya masa depan yang suram tersebut. Padahal belum tentu ketika ia mengambil tindakan tersebut masa depan akan suram.
Di lain pihak, orang optimis melihat bahwa masa depan selalu cerah, apapun yang terjadi. Sehingga walau ia dipenuhi ketidaktahuan akan masa depan, mereka berani mengambil resiko untuk bertindak. Bertindak keluar dari comfort zonenya, walau masa depan belum tentu juga “indah”. Namun pada kenyataannya, di dunia ini jauh lebih banyak orang optimis yang mencapai suatu pencapaian yang luar biasa dibanding orang pesimis.

Seperti tulisan saya yang terdahulu (lihat : http://monsieursb.wordpress.com/2010/10/19/you-are-what-you-think/), ketika kita percaya dan yakin pada 1 hal, maka secara otomatis tanpa kita sadari, keyakinan kita akan mengarahkan pikiran kita, fokus kita dan tindakan kita mendekati hal yang kita percaya. Apabila kita percaya bahwa masa depan jelek, maka keyakinan kita akan mengarahkan kita secara otomatis untuk “tidak melakukan apapun” dan tetap berdiam dalam comfort zone. Tetap pada yang pasti-pasti saja. Tapi kenyataan ketika kita memilih untuk tetap pada  "yang pasti-pasti saja", kemungkinan besar kita akhirnya akan menjalani hidup yang bukan sepantasnya dan seharusnya kita jalani. HIDUP BIASA-BIASA SAJA dan semakin jauh dengan mimpi teman-teman.
Terkadang kebanyakan orang hanya terpaku kepada pertanyaan :
"Bagaimana kalau rencana saya, tujuan saya gagal?", kemudian kita memikirkan apa yang terjadi pada hidup kita kalau seandainya kita gagal. apa yang akan hilang dari kita. Tetapi jarang orang-orang terfokus pada "Bagaimana kalau rencana saya berhasil?", dan memikirkan semua yang terjadi pada diri kita seandainya kita sukses.

Teman-teman, rasa takut untuk keluar dari comfort zone dan berusaha keras adalah hal yang wajar. Tapi Keyakinan kita, iman kita, harus lebih kuat dari rasa takut kita. Karena ketika kita meyakini dan mengimani masa depan yang cerah, hal tersebut akan memberi kita kekuatan yang luar biasa untuk keluar dari comfort zone dan melakukan sesuatu yang luar biasa hari ini. Sesuatu yang mungkin sebelumnya belum pernah terbayangkan oleh teman-teman.



BELIEVE in YOURSELF and AETHRA (The Bright Sky) will be within your reach.
Hiduplah dengan semangat GARUDA di dada teman-teman.

See you around,

Let Your Spirit Arise (Seperti elang terbang tinggi..)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...