Suatu siang ketika tubuh terasa penat karena beratnya beban di punggung, seorang teman menyapa hangat. Matahari di luar bersinar sangat terik, membuat udara panas seakan menggigit kulit. Sinar remang sebuah restoran menjadi saksi bisu pertemuan kami yang tidak disengaja, ketika akan memenuhi kebutuhan utama manusia. Perut seakan meronta, meminta makanan untuk dicerna. Namun kami masih bertegur sapa. Ketika senyum dan kata hampir habis, ia memanggil sekali lagi dan menyerahkan sebuah buku ke tangan saya.
Banyak cara untuk menulis cerita pendek (cerpen). Banyak
juga gaya penulisan dalam cerpen, yang semuanya memiliki ciri khas dan keunikan
masing-masing. Dari keunikan yang berbeda, ada pesan dan kesan khas tertentu
pula yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Sebuah buku tentang cara menulis cerpen diberikan kepada
saya sekitar dua bulan lalu. Sampul buku tersebut tertulis “Catatan Kecil
Tentang Menulis Cerpen”. Buku ini ditulis oleh Jakob Sumardjo, terbitan Pustaka Pelajar.
Dalam buku setebal 235 halaman ini, Jakob Sumardjo berusaha
untuk menyampaikan dengan jelas bagaimana seharusnya cerpen ditulis. Untuk
pemula, sangat banyak tips yang dapat dipelajari dari buku ini. Jakob Sumardjo
menjelaskan hal-hal esensial dalam cerpen dengan jelas, disertai dengan contoh.
Misalnya saja, Jakob Sumardjo menjelaskan mengenai buku
penuntun yang dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis. Di samping buku
acuan, dijabarkan juga beberapa kelemahan umum yang dilakukan oleh para pemula
dalam membuat cerpen, seperti pembukaan cerpen, komposisi, bahasa yang
digunakan, dan judul.
Buku ini juga menjelaskan bagaimana menyusun cerpen yang
menarik, namun tidak bertele-tele. Penggunaan bahasa dalam cerpen yang
disarankan juga merupakan bahasa yang dapat membuat pembaca langsung mengerti
makna yang dimaksud oleh penulis. Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
harus dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Sebagai contoh, paragraf singkat di awal tulisan ini merupakan contoh dari kalimat yang bertele-tele, yang dimaksud oleh Jakob Sumardjo.
Pesan yang disampaikan oleh penulis buku ini
adalah kejernihan pikiran dan ketepatan bahasa dalam menulis sebuah cerpen. Penulis
biasanya memulai tulisannya dengan menggebu-gebu, lalu kemudian mengakibatkan
tulisannya menjadi tidak bermakna di alinea-alinea berikutnya. Karena inilah
Jakob Sumardjo juga menyarankan agar penulis sering berlatih dan melakukan
pemanasan menulis sebelum benar-benar memulai suatu tulisan.
Selain tips untuk para penulis cerpen pemula, Jakob Sumardjo
juga menyampaikan beberapa catatan mengenai karya sastra. Karya sastra lain
yang dibahas adalah novel, novelet, dan roman. Fiksi sastra juga tidak lupa
dibahas secara mendalam oleh penulis buku ini.
Singkat kata, buku ini memberikan poin dan tips penting bagi
para penulis cerpen, yaitu bahwa untuk menjadi penulis cerpen yang baik,
dibutuhkan latihan terus menerus. Tidak ada hal yang instan untuk sebuah karya
yang memuaskan. Ditambah lagi, penulis cerpen juga harus terus memperluas
wawasan dan pengetahuannya. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak membaca dan
belajar dari berbagai sumber. Dengan kata lain, penulis cerpen harus terus
memperkaya diri dan berlatih, untuk menghasilkan karya yang luar biasa.
No comments:
Post a Comment