Nov 3, 2010

The Social Network: and 22,138,690 Others Like This

sobekan tiket bioskop tertanggal 13 Oktober 2010 adalah The Social Network. seingat gue, pertama kali trailer film ini muncul sekitar dua bulan lalu, didengung-dengungkan sebagai film tentang proses pembuatan Facebook dan berpusat pada karakter Mark Zuckerberg yang diperankan oleh Jesse Eisenberg. film ini diadaptasi dari buku non-fiksi, The Accidental Billionaries karya Ben Mezric oleh penulis naskah Aaron Sorkin. sementara kursi sutradara diduduki oleh David Fincher, yang sudah kita kenal lewat Se7en, Fight Club, Panic Room, Zodiac, dan yang terbaru, The Curious Case of Benjamin Button.

pada musim gugur 2003, mahasiswa Harvard yang berusia 19 tahun Mark Zuckerberg yang dalam keadaan mabuk dan marah karena berselisih dengan pacarnya, membuat suatu situs jejaring sosial baru. apa yang ia mulai di kamar asramanya, dalam waktu sekejap telah menjadi revolusi baru di dunia komunikasi dan jejaring sosial. ketika situs barunya dipakai oleh sekitar satu juta pengguna hanya dalam waktu beberapa bulan, Mark harus menghadapi harga yang mahal yang harus dibayar oleh kesuksesannya.

kenapa mesti Facebook? mungkin pertanyaan ini pernah muncul di pikiran sebagian orang. menurut gue, mungkin karena akhir-akhir ini pengaruh situs jejaring sosial terbesar ini yang paling kuat pengaruhnya sampai ke dunia nyata. coba ingat-ingat, berapa banyak berita yang anda dengar, lihat, atau baca tentang pasangan yang bertengkar gara-gara salah satu pasangan mengganti status Facebooknya menjadi single, atau tiba-tiba me-remove friend, atau ada yang berurusan dengan pihak institusi tertentu dan bahkan kepolisian gara-gara menulis status Facebook yang nyeleneh. itu adalah kisah-kisah yang dialami oleh para pengguna Facebook. nah bagaimana dengan kisah yang dialami oleh si penemu Facebook itu sendiri? seberapa jauh efeknya pada kehidupan nyata seorang Mark Zuckerberg, dan bagaimana dinamika kehidupannya dari titik pertama kali ia mem-publish www.thefacebook.com sampai namanya menjadi hanya www.facebook.com akibat pengaruh dari Sean Parker, seorang penemu Napster (yang, amazingly, diperankan dengan baik oleh Justin Timberlake).



menurut data stastik Juli 2010 dari Facebook Statistics, website jejaring sosial ini telah memiliki lebih dari 500 juta pengguna di seluruh dunia, yang berarti satu dari empat belas orang di dunia telah memiliki akun Facebook. dari 500 juta pengguna tersebut, minimal sepertiganya telah mengetahui tentang Mark Zuckerberg dan bagaimana proses pembuatan website tersebut. nah lalu bagaimana mengadaptasi cerita yang hampir diketahui oleh semua orang? (yang bahkan detil cerita bisa dibaca di Wikipedia, atau beberapa artikel tertentu seperti salah satunya artikel ini) yaitu dengan menambahkan bumbu dramatisasi yang ditulis oleh Aaron Sorkin, dan diarahkan dengan baik dan jenius oleh David Fincher. jadilah film (semi)biografi berdurasi 118 menit terseru, kocak, dapat memunculkan rasa penasaran sampai akhir film tentang bilyuner termuda di dunia saat ini.
gambar diambil dari sini
jujur, belum pernah gue menonton film dokudrama yang membuat gue sangat ingin tahu tentang adegan selanjutnya, dan bertanya-tanya sampai akhirnya terpuaskan dengan eksekusi klimaks yang brilian di penghujung film. rasanya seperti menonton kisah Benjamin Button, tapi dengan gaya Fight Club dimana setiap fakta diberikan sedikit demi sedikit sampai diberikan kunci permasalahan di akhir film. apalagi dengan cara penyampaian yang dikemas secara menarik, dengan alur yang tidak biasa yang membuat penonton tidak merasa bosan dan selalu menimbulkan pertanyaan baru, yang kemudian dijawab di adegan selanjutnya.

salah satu kekuatan utama pada film drama adalah dialog. lalu bagaimana cara agar dialog antar karakter yang ditampilkan di layar tidak terkesan membosankan? menurut film tentang mahasiswa Harvard yang jenius tapi nyentrik ini, dengungkan saja musik keras-keras untuk percakapan yang penting atau berikan dialog-dialog cerdas dengan kecepatan tinggi. sungguh, empat menit pertama di awal film yang menggambarkan adu pendapat antar dua karakter mengingatkan gue akan adegan awal penuh tensi pada Inglorious Basterds, tapi yang ini disajikan dengan tempo tinggi.
gambar diambil dari sini

akting dari para pemainnya pun menjadi film ini lebih hidup. mungkin kita ingat dengan akting dari Jesse Eisenberg di Zombieland dimana ia memerankan karakter utama yang, well, cenderung nerd dan implikasinya jadi kurang dapat melebur dengan baik dengan orang di sekitarnya. nah sebagai Mark Zuckerberg, mudahnya tinggal tambahkan kata jenius dan nyentrik. dipadukan dengan Andrew Garfield, yang mungkin namanya akan jadi lebih sering kita dengar beberapa tahun mendatang - apalagi kalau bukan karena proyek reboot Spiderman), cukup menghidupkan karakter sahabat dari Mark, Eduardo Saverin yang setia menemani Mark dengan mengisi kekurangan Mark yang tidak tertarik untuk menarik keuntungan dari Facebook, sampai pada kekecewaannya terhadap Mark.

empat jempol untuk Trent Reznor & Atticus Ross (karena garapannya dikeroyok dua orang, jadi masing-masing dapat dua jempol ;p) karena telah memberikan penekanan yang cukup pas dan proporsional pada setiap adegan dengan scoring yang brilian. bagi Reznor dan Ross, ini bukan pertama kalinya bagi mereka berdua untuk bekerja sama karena mereka pernah bekerja sama saat menggarap Nine Inch Nails. dan memang, aura-aura kelam tapi menghanyutkan a la Ross (yang pernah menggarap score dari The Book of Eli) dicampur dengan rasa Nine Inch Nails, kok ya bisa pas mengiringi karakter Zuckerberg yang jenius dan nerd itu.
gambar diambil dari sini

mungkin banyak orang berpendapat bahwa pembuatan film ini hanya ingin menumpang nama besar yang telah disandang oleh Facebook. bahwa banyak orang yang sudah mengenal Facebook, maka mereka juga akan ikut mengantri membeli tiket bioskop untuk menonton film tentang Facebook ini. tapi menurut gue, film ini bukan tentang Facebook dan proses penciptaannya. tetapi film ini adalah film tentang persahabatan, obsesi, balas dendam, dan kerakusan. film ini ingin memberikan gambaran bagaimana seseorang yang kelewat jenius, cenderung nyentrik, dan kerap sulit bergaul - maka hanya memiliki beberapa teman saja - dihadapkan kepada suatu kesuksesan yang datang secara tiba-tiba, lalu larut dalam kesuksesan tersebut demi mengejar obsesinya, kemudian (hampir) kehilangan seorang sahabat karenanya. sangat manusia sekali, bukan? dengan melihat plot ini saja gue dengan mudah teringat dengan judul film lain yang memiliki plot cerita yang mirip - 21.

dengan cerita yang diadaptasi secara brilian, didukung oleh barisan pemain "baru" namun berpenampilan cemerlang, dan scoring yang mendukung, gue berani memprediksikan bahwa film ini akan mendapatkan minimal satu nominasi (minimal Best Adapted Screenplay) dalam penghargaan Oscar selanjutnya.
gambar diambil dari sini
rating?
silahkan mampir ke sobekan tiket bioskop.
diterbitkan juga di bicarafilm

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...