“Mencintaimu pada sepanjang waktu yang berbeda merupakan hal mutlak yang membuktikan kesungguhan, dan mungkin kesetiaan”
Pada bagian prolog buku kumpulan puisi ini, Andrei Aksana mencoba mengangkat pertanyaan filosofis “Mengapa kita selalu harus melalui tiga waktu?”
Bisakah kita menjawabnya?
Andrei Aksana dengan bijak menguraikan argumennya
“Mungkin dengan begitu hidup kita menjadi lengkap.”
“Mungkin kita menjadi manusia yang seimbang sehingga menjadi arif.”
“Mungkin membuat kita menjadi lebih tangguh sekaligus tabah.”
”Membuktikan kita mampu bertahan”
Proses membaca buku kumpulan puisi ini, juga merupakan suatu proses untuk menemukan kearifan hidup di dalam cinta.
Di zaman sekarang ini, mungkin banyak orang yang sudah skeptis dengan kekuatan cinta
Adanya lagu-lagu roman picisan mungkin juga mendegradasi makna dan kedalaman cinta yang sebenarnya.
Namun, melalui buku kumpulan puisi ini
Esensi cinta yang sebenarnya terasa disegarkan kembali
Dikembalikan ke kesejatiannya.
Cinta lebih dari sekedar perasaan...
Cinta adalah kekuatan
Cinta adalah ketangguhan
Cinta adalah kesetiaan
Dan cinta adalah hidup itu sendiri
Tak kan ada hidup, tanda ada cinta.
Tiap bait dalam kumpulan puisi ini, memberikan sensasi yang menyejukkan di kedalaman diri
Kadang saya tersenyum-senyum sendiri membacanya, seakan tiap kata mampu merekam jejak pengalaman pribadi setiap pembacanya.
Terkadang rasa mencelos di dada yang muncul, menyadari bahwa ada keperihan karena cinta yang juga pernah dirasakan
Pada akhirnya lembar demi lembar kumpulan puisi ini, akan membawa kita pada perjalanan cinta sendiri di dalam kehidupan kita.
Di tiap lembarnya, hanya ada bait-bait puisi yang singkat
Namun untuk membaca dan meresapinya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Awal Februari 2011 buku ini saya beli, bertepatan dengan hari mulai beredarnya buku ini di toko buku. Baru akhir Februari saya selesai membacanya.
Dengan gemelitik penginderaan perasaan yang muncul di kesadaran,
Dengan kilasan pengalaman terdahulu yang terbangkitkan karena kata demi kata di dalam puisi.
Kumpulan puisi ini dapat menjadi oase bagi pembaca yang hidup di kota metropolitan.
Sebab tak bisa dipungkiri, cinta sejatinya adalah sumber hidup, inspirasi dan segalanya...
Mari melepas kepenatan hidup sejenak dengan membaca buku kumpulan puisi ini sekaligus turut menyumbang bagi Yayasan Thalassemia Indonesia.
Dan dalam perjalanan membaca kata demi kata di dalam kumpulan puisi ini, sembari bertanya reflektif ke dalam diri, “Sanggupkan aku mencintai pagi, siang dan malam?”