Saya mulai merasa air putih tak setawar dulu
Lidah saya mengindikasikan rasa pahit padanya
Kedua bola mata saya menggambarkan sesuatu yang tak jelas
Langkah kedua kaki menyelaraskan pandangan, goyah
Dalam mimpi, saya membagikan bunga kepada teman-teman
Ketika terbangun, malam tak biasanya menjadi sepi
Bulan dan bintang tertutup pekat, angin menusuk kulit
Hanya lampu merias jalan
Surat kabar menceritakan
Jalan baru bernama tikus menjadi flamboyan bagi penggerutu jalan
Media sosial mengicaukan hal yang sama
Manusia menjadi terlalu egois dengan selalu berpikir dirinya yang paling benar
Tayangan televisi terakhir mengabarkan
Bapak Presiden marah dengan inisiatif rakyatnya yang ingin membantu menambah penghasilannya
Pasukan musafir bertindak anarkis membawa nama Tuhan
Bapak-bapak berpangkat duduk enak mengatur bonekanya
Saya mulai tidak merasakan apa-apa
Dan hanya berpikir bahwa semua
Yang diciptakan diatur untuk berpisah
Diciptakan dalam tawa, dinikmati dalam kenang, ditinggal dalam tangis
Tegarnya, saya harus melihat diri saya sendiri
Dalam peti kayu berukir dimana saya didalamnya sendiri
Tak bergerak bersama benda-benda kesayangan
Kesepian memakai jas sendirian dan kedinginan
Saya sedih
: (
No comments:
Post a Comment