Feb 2, 2011

suram

Saya mulai merasa air putih tak setawar dulu

Lidah saya mengindikasikan rasa pahit padanya

Kedua bola mata saya menggambarkan sesuatu yang tak jelas

Langkah kedua kaki menyelaraskan pandangan, goyah

Dalam mimpi, saya membagikan bunga kepada teman-teman

Ketika terbangun, malam tak biasanya menjadi sepi

Bulan dan bintang tertutup pekat, angin menusuk kulit

Hanya lampu merias jalan

Surat kabar menceritakan

Jalan baru bernama tikus menjadi flamboyan bagi penggerutu jalan

Media sosial mengicaukan hal yang sama

Manusia menjadi terlalu egois dengan selalu berpikir dirinya yang paling benar

Tayangan televisi terakhir mengabarkan

Bapak Presiden marah dengan inisiatif rakyatnya yang ingin membantu menambah penghasilannya

Pasukan musafir bertindak anarkis membawa nama Tuhan

Bapak-bapak berpangkat duduk enak mengatur bonekanya

Saya mulai tidak merasakan apa-apa

Dan hanya berpikir bahwa semua

Yang diciptakan diatur untuk berpisah

Diciptakan dalam tawa, dinikmati dalam kenang, ditinggal dalam tangis

Tegarnya, saya harus melihat diri saya sendiri

Dalam peti kayu berukir dimana saya didalamnya sendiri

Tak bergerak bersama benda-benda kesayangan

Kesepian memakai jas sendirian dan kedinginan

Saya sedih

: (

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...