Desember, 2010
Dear Indonesia,
Apa kabarmu?
Senang rasanya pulang. Rasanya udah lama sekali aku pergi. Aku benar-benar rindu melihat wajahmu yang indah. Aku dengar, tim sepakbola nasional-mu meraih prestasi yang menakjubkan ya? Semua orang jadi terbawa suasana ya, bahkan yang biasanya tidak menonton sepakbola pun, jadi ikut menonton. Lucunya. Aku turut senang.
As usual, aku hanya akan berkunjung selama beberapa bulan. Rencananya, aku mau menemanimu bepergian, sambil melihat dan menikmati keadaan pasca-laga tim nasional-mu. Pasti menyenangkan. Imagine apa saja yang bisa kita lakukan!
Wait for me, okay?
Desember, 2010
Dear Indonesia,
If you’re reading this, artinya aku sudah pergi. Entah kenapa, I knew that I would leave again. Sebenarnya, I really want to stay, but it’s getting hard for me to find a reason to love you. Indonesia, ingat saat kita pertama bertemu? You were strong, passionate, and full of hope. You had a lot of different qualities, tapi semua itu begitu melengkapi kepribadianmu. Together, we accomplished many things. Ingatkah kamu?
Prestasi tim nasional-mu memberi nafas baru bagi hubungan kita. It pains me to see that, dibalik itu, you’ve changed. I miss the old you. I know, ini tidak adil, but I’m going to leave again. I need time to think. Aku butuh waktu untuk mengingat kenapa aku jatuh cinta kepadamu. Suatu waktu, aku pasti akan kembali. Until then, aku harap kamu baik-baik saja, but for now, dear Indonesia.. I’m sorry.
Goodbye,
Nasionalisme
No comments:
Post a Comment