Sep 6, 2011

Satu Kerat Roti

Satu kerat roti, dan semua usai..

Simpul gelisah yang tak kunjung mengurai

Akan kenangan kerat-kerat yang lalu

Yang tak henti disuap penuh



Satu kerat roti, dan semua usai..

Lelah mengunyah dan perut yang penuh

Setengah jam kedepan kembali lapar

Mampukah kerat terakhir kuhabiskan?



Satu kerat roti, dan semua usai..

Berbagai rasa, tekstur, aroma

Pernah kulahap secara paripurna

Beberapa buatku meminta tambah

Tapi duri di antara potongan Tuna buat kerongkonganku terluka



Satu kerat roti, dan semua usai..

Tapi hati jadi gundah gulana

Haruskah kukunyah secara perlahan?

Atau kuhabiskan secepat singa yang lapar?



Satu kerat roti, dan semua usai..

Roti terakhir belum tentu berarti selesai

Baiknya kunikmati secara tunggal

Agar energi cukup untuk perjuangan kedepan



Satu kerat roti, dan semua usai..

Setelah habis akan diresmikan

Bahwa aku si pelahap semua kerat

Tanpa sisa untuk ditinggalkan



Satu kerat roti, dan semua usai..

Berpacu dengan waktu memang bukan sebuah pilihan

Inilah kepastian dari putusan yang lalu

Saat bibir menyentuh kerat roti terdahulu



Satu kerat roti, dan semua usai..

Berlama-lama toh hanya akan membuatnya rusak

Dihinggapi jamur biru kehijauan

Belum lagi baunya yang memuakkan



Satu kerat lagi..

Dan habis sudah.

Walau pada akhirnya,



Ada ragi untuk dibeli

Ada tepung untuk diuleni



Karena..



Satu kerat roti, dan semua usai..

Aku tak pandai mensugesti diri,

Aku pasti kembali lapar

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...