Dec 11, 2011

Tuhan Memang Satu, Kita yang Tak Sama

“Tuhan memang satu, kita yang tak sama...”

Itu adalah penggalan lagu yang dibawakan oleh Marcell. Lagu ini terlintas di kepala saya, ketika sedang mengobrol santai dengan klien. Dari pembicaraan tentang film, kami mulai berdiskusi tentang banyak hal, dan akhirnya berujung pada topik yang cukup ‘berat’. Seperti yang tergambarkan pada lirik lagu di atas. Agama.

Muncul banyak pertanyaan dalam pikiran saya. Jika memang Tuhan satu, kenapa ada begitu banyak agama? Membuat saya juga bertanya-tanya, sebenarnya apa yang manusia cari dengan beribadah. Katanya Tuhan hanya satu, lalu kenapa begitu banyak cara berbeda yang dilakukan manusia untuk berhubungan denganNya?

Lalu pertanyaan berikutnya muncul. Jika memang demikian, sebenarnya apa yang manusia lakukan dengan segala ritual dari kepercayaannya masing-masing? Memenuhi ritual tertentu menurut cara yang diajarkan oleh pemimpin agamanya masing-masing? Atau menyembah Tuhannya? Yang manakah fokusnya?

Baiklah, mungkin itu adalah hal yang sangat kontroversial dan cukup sensitif untuk diperdebatkan. Oleh karena itu, saya juga terpikirkan hal lain ketika diskusi itu terus berlanjut. Tentang ciptaan.

Manusia hidup di jagat raya ini tidak sendiri. Masih banyak makhluk ciptaan lain. Dari sekian banyaknya planet di seluruh alam semesta, benarkah manusia adalah satu-satunya ciptaan? Bagaimana jika benar alien itu ada? Apakah mereka menyembah Tuhan yang sama? Bagaimana jika ya? Bagaimana jika tidak?

Jika mereka menyembah Tuhan yang sama, apakah mereka juga memiliki agama yang berbeda, seperti kita di bumi? Apakah mereka juga melakukan ritual tertentu hasil budaya dan pengajaran nenek moyangnya? Atau adakah cara yang berbeda? Lalu, bisakah kita juga mengikuti cara mereka?

Jika mereka menyembah Tuhan yang berbeda, apakah mereka percaya akan Tuhan? Pernahkah mereka terpikir akan pribadi yang menciptakan mereka? Tak terpikirkan kah mereka akan cara untuk berhubungan dengan pencipta mereka? Kalau Tuhan hanya ada satu, Tuhan mana yang benar? Tuhan kita kah? Tuhan mereka kah?

Begitu banyak kemungkinan yang muncul di pikiran saya. Banyaknya sama dengan pertanyaan-pertanyaan yang juga terus bermunculan. Sampai pada suatu titik saya menemukan pertanyaan yang membuat saya terhenyak.

Lalu kenapa, kalau kita mencari Tuhan dengan cara yang berbeda? Lalu kenapa, kalau Tuhan kita pun tak sama? Lalu kenapa, kalau pemikiran kita mengenai agama dan kepercayaan begitu berbeda?

Dan kemudian segala pertanyaan itu rasanya tidak perlu dicari lagi jawabannya. Itu hak kita. Hak kamu, hak saya. Hak setiap kita.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...