Nov 11, 2011

Kesempatan Kedua


Tak pernah datang maupun pergi.
Sebenarnya kita selalu ada di tempat yang sama, tidak berubah ordinat.
Namun angin-angin di sekitar kita kadang menggoyahkan pijakan kaki.
Memutarkan orientasi.
Hingga limbung dibuatnya.

Mudah sekali melihat titik kesalahan di luar, di sekitar kita.
Padahal bolong, luka menganga terbesar ada di aku.
Entah bagaimana kamu...

Ketika angin pergi dan tak ada lagi yang bisa dipersalahkan di luar sana,
Aku lihat dalam keberjarakkan kita,

Ada jeda.

Spasi yang menghubungkan kalimat

Sehingga menjadi utuh.
Bukan dalam kesempurnaan dan kepenuhan
Tapi dalam penerimaan realita apa adanya.

Jeda sekaligus spasi.

Ditekan kemudian membal...

...Sebuah kesempatan kedua. 

Gambar dipinjam dari sini

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...