Mar 27, 2011

Saat Hati Anda Tidak Dapat Tersenyum

[sumber : http://monsieursb.wordpress.com/2011/03/26/when-your-heart-cant-smile-2/]

Saya beberapa hari ini mencermati FB dengan semua “curhatan isi hati” para manusianya di sana. Saya melihat ada beberapa dari teman saya yang saat ini ternyata sedang melalui masa-masa sulit. Bahkan mungkin dapat dibilang saya termasuk salah satu dari mereka.

Kebetulan sekali saya baru saja mengalami sebuah peristiwa yang mengecewakan dan menyedihkan. Tapi terus terang saya merasa bahwa saya melalui masa “kelam” ini dengan cukup baik, kalau tidak bisa dikatakan sangat baik. Bahkan salah satu teman saya di sini sampai merasa heran kenapa saya bisa mengatasi masalah tersebut dengan begitu tenang dan terlihat seperti tidak terjadi apa-apa. Saya masih menjalani hari-hari saya seperti saya menjalani hari-hari lainnya.

Sebelum saya menjelaskan kenapa saya bisa menghadapi kondisi tersebut dengan baik, saya akan sedikit menjelaskan sedikit tentang psikologis manusia.
Dalam diri manusia terdapat 3 elemen utama yang berpengaruh besar dalam kehidupan kita sehari-hari. 3 elemen tersebut adalah P E T :
Pikiran (mind), Emosi (emotion), dan Tubuh (body). Ketiga elemen ini saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain.


Ketika emosi kita mengalami perubahan, dua elemen lainnya ikut berubah. Demikian juga seandainya pikiran atau tubuh kita mengalami perubahan, maka dua elemen lainnya ikut terpengaruh.

Contohnya apabila kita sedang sedih, kita merasakan tubuh kita tidak bertenaga, tidak bersemangat, bahkan tidak jarang kita merasa sakit kepala atau sakit maag. Selain itu juga, pikiran kita selalu berpikir ke arah yang cenderung negatif. Pikiran yang “mendukung” dan terus “memberi tenaga” buat kesedihan kita.


Seandainya kita sedang gembira (bayangkan teman-teman pada hari pertama pacaran, hari pertama dilamar atau melamar, pernikahan, menerima gaji dan bonus pertama, ujian sangat bagus, dll), tubuh kita seakan-akan punya tenaga yang tidak terbatas, tidak mudah berasa capek. Kemudian pikiran kita cenderung positif dan optimis.

Kemudian apabila pikiran kita yang mengalami perubahan. Misal kita sedang dalam ujian sekolah atau menghadapi masalah berat. Kita merasa buntu, susah menemukan jawaban atau jalan keluar. Pikiran kita lelah dan frustasi, maka tanpa terasa mood kita berubah. Tanpa sadar, raut muka kita akan berubah cemberut.

Apabila tubuh kita yang mengalami perubahan, hal yang sama terjadi. Contoh sederhana adalah saat wanita datang bulan. Perubahan dalam hormon. Emosi jadi labil. Kemudian pikiran juga terpengaruh sekali dengan perubahan emosi itu. Atau saat kita sedang sakit. Sakit flu atau migrain, maka mood kita dan pikiran kita sangat terganggu.

Berdasarkan contoh di atas, teman-teman bisa melihat betapa eratnya hubungan PET ini. Ketika kita bisa menyadari saling keterkaitan PET, kita mulai bisa pelan-pelan menyadari dan mencoba lebih peka dengan hal yang terjadi dalam diri teman-teman. Karena ketika teman-teman bisa menyadari bahwa salah satu elemen tersebut berubah (terutama ke arah yang negatif)teman-teman bisa mengambil langkah pencegahan dan berusaha mengontrol elemen yang lain.

Pengetahuan tentang hubungan PET ini banyak digunakan dalam keberhasilan di banyak bidang. Contoh paling sederhana adalah bidang pelajaran. Dalam sebuah teori Quantum Learning, hubungan PET ini sangat diperhatikan. Oleh karena itu mereka selalu menyarankan agar kita memilih posisi tubuh yang mendukung saat kita belajar (atau bekerja). Jika kita belajar tapi dalam kondisi menyender atau tiduran, maka tubuh kita mengirim “pesan” ke otak (pikiran) bahwa ini adalah saat istirahat! Oleh karena itu tanpa disadari tiba-tiba kita bisa merasa mengantuk. Ketika kita mengantuk mood langsung berubah dan kita kehilangan minat untuk belajar. Itulah sebabnya mengapa di antara kita banyak yang mengantuk saat kita belajar. Mungkin kita perlu perbaiki sikap tubuh kita saat belajar atau bekerja.


Dengan pengetahuan inilah saya dapat melalui kondisi buruk saya dengan lebih baik. Karena saya berusaha dengan sekuat tenaga mengontrol pikiran dan tubuh saya. Saya selalu berusaha memikirkan semua sisi positif dari kondisi buruk saya. Hasil menyenangkan apa yang akan terjadi nantinya dengan terjadinya kondisi “buruk” ini. Lalu saya tetap fokus dan berusaha meyakini pikiran positif tersebut. Walau tanpa sadar seringkali saya mulai berpikir negatif, saya langsung menganti lagi dengan pikiran-pikiran positif kembali.

Sebagai catatan tambahan, Zig Ziglar seorang motivator kenamaan dalam bukunya yang berjudul “Better Than Good” menjelaskan bahwa ketika kita ingin hidup kita dan perasaan kita menjadi baik, maka kita harus menyakini kondisi kita selalu luar biasa. Disarankan ketika kita ditanya kabar oleh orang lain, selalu lah menjawab  dengan jawaban :I’m better than good (atau saya luar biasa). Karena kita semakin sering kita menjawab demikian, maka semakin percaya kita dengan jawaban tersebut. Hasilnya tubuh dan emosi kita akan berespon layaknya kita memang dalam kondisi luar biasa.


Teman-teman sudah mengetahui yang saya lakukan dengan pikiran saya. Lalu untuk mengubah kondisi tubuh saya, seringkali saya mulai dengan berolahraga, terutama olahraga yang menyenangkan. Ini juga salah satu sebab mengapa olahraga mampu mengubah mood kita. Namun cara yang paling simple untuk merubah kondisi tubuh kita adalah tersenyum. Cara ini paling mudah dan paling sulit. Paling mudah karena untuk tersenyum, teman-teman hanya perlu menggerakkan otot muka bagian bibir, mata, dan sekitar. Paling sulit karena biasanya ketika kita tersenyum secara paksa, kita akan merasa menipu diri sendiri.

Namun walau demikian, tetaplah tersenyum karena dengan sebuah senyum kecil, pesan yang disampaikan ke otak kita sangat besar. Tersenyum akan menyampaikan pesan ke otak bahwa kita sedang gembira, senang, puas, dan perlahan-lahan pesan ini akan diteruskan otak secara “sembunyi-sembunyi” ke bagian emosi kita. Sehingga emosi kita perlahan-lahan akan menjadi baik juga.


Oleh karena itu saya selalu berpegang pada kata-kata yang tertera pada poster di bawah ini. Ini adalah kata-kata yang saya buat sendiri dan saya selalu katakan berulang-ulang saat saat saya sedang merasa down.

Teman-teman, membaca tulisan ini mudah. Tapi melaksanakan teori ini butuh latihan dan keteguhan hati. Saya berusaha melakukan ini dan terus berlatih sejak saya kuliah di Psikologi. Sampai saat ini saya masih terus berlatih. Teman-teman, teruslah berlatih dan teruslah berlatih, karena saya yakin teman-teman akan merasakan manfaatnya juga. Teruslah tersenyum walau kita merasa itu palsu, karena perlahan-lahan senyum itu akan menjadi senyum teman-teman yang sesungguhnya.

Hidup memang tidak selalu indah, karena seringkali hidup dirudung oleh awan gelap dan hujan besar. Namun tanpa melalui awan hitam dan hujan badai, kita tidak akan bertemu pelangi. Oleh karena itu berbahagialah teman-teman yang saat ini sedang dirudung awan gelap dan hujan badai, karena sebentar lagi teman-teman akan melihat pelangi terindah dalam hidup teman-teman.

Semoga hidup teman-teman selalu di lingkupi oleh awan keceriaan dan kebahagiaan.

See you around,

LYSA

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...