Oct 9, 2010

almari ibu

kutahu ibuku memiliki sebuah almari tua yang kokoh nian
tepat dibeli setelah hari pernikahannya dengan suami yang sudah pergi menjadi langit minggu lalu
layaknya sebuah almari, isinya beragam barang
yang paling kuingat dalam sana ialah sejumlah baju baju milik ibu

namun sebelumnya, ijinkan hamba menceritakan kisah ayah
pemikul tanggung jawab yang maha besar dalam sebuah struktur bernama keluarga
bukan seorang ayah yang wajahnya terpampang senyum hampa dalam foto-fotonya
perisai bagi keluarga, ketika puluhan manusia menjarah identitas kami di tahun sembilan delapan

almari ibuku menyimpan sejumlah balutan busana dirinya sendiri
ibu mencintai semua bajunya, dan barang di dalam almari itu, kupikir seharusnya ibu bertindak demikian
mungkin memang seperti itu, tapi yang kulihat adalah sebaliknya
kadang aku berpikir, bahwa semua yang kulihat dalam sepasang mata ini adalah sebuah fatamorgana klasik, kebohongan

baju terusan berwarna hitam yang tertanggal itu dibeli ibu setengah usia perkawinannya
baju yang sebenarnya elok nan rupawan, jarang disentuhnya, pilihan terbelakang
ibu mungkin lupa berapa banyak lembar-lembar nominal yang didapat ketika dirinya menggunakan baju itu
ibu berniat menjual baju itu kepada turis internasional, entah jadi atau tidak, tapi menurutku terlalu bernilai ini baju untuk diberikan kepada tuan atau puan yang tidak dikenal

bagian bawahnya ku lihat sebuah memorabilia yang paling berkesan bagi ibu
tahap kedua dan ketiga perubahan dalam dirinya, menjadi seorang istri, dan menjadi seorang ibunda bagi anaknya
bahwa dengan kata lain, dalam doanya, terdapat penambahan karakter baru
sebuah album foto terpampang dengan rapi siklus perjalanan tawa hidup ibu

perlahan ibu menutup pintu almari itu sehingga aku tak bisa lihat apalagi yang ada didalamnya
air matanya yang jatuh tumpah ke atas pigura foto diriku yang tersenyum
sekarang ibu sendiri dengan nuansa sedih memegang terus fotoku, dengan televisi menyala memutar video ulang tahunku yang pertama
maaf ibu, takdir memaksaku pulang lebih awal setelah masinis itu lalai



dibuat khusus untuk makna kata, terinspirasi dari ucapan seorang kawan bernama monika andrea minaroy, tentang bagaimana rasa sakitnya orang tua yang harus mengubur anaknya. mengapa almari? karena almari tempat yang luas bagi kita untuk menyimpan barang sehari-hari kita. dengan spasi yang lebih besar dari laci, almari (lemari dalam bahasa indonesia yang baik dan benar) begitu banyak menyimpan segudang cerita sebetulnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...