Makan siang bersama ayah, membawaku pada ingatan masa kecilku di mana aku acapkali diajaknya makan sepulang sekolah. Di dekat sekolahku atau di kantornya. Hari biasa ataupun akhir pekan. Semuanya terasa istimewa.
Mengapa istimewa?
Istimewa karena ia datang menjemputku dengan baju kerjanya.
Menyeruak dengan tubuh besar di antara orang-orang lain yang juga mau menjemput
Celingak-celinguk mencariku di antara anak-anak sekolah yang berhamburan keluar.
Lalu, wajahnya menjadi cerah dan bersemangat ketika berhasil menemukanku.
Dipeluk lalu digandengnya tanganku.
I am a proud daddy’s girl
Aku berjalan dengan riang dan bangga
Sambil tak sabar menantikan, makanan apa yang akan kami santap bersama.
Kadang tak selalu makanan mewah.
Seringkali makanan yang sama dengan minggu-minggu sebelumnya.
Tapi selalu senang dijemput ayah
Karena ayah meluangkan waktunya untuk menjemputku
Karena dengan baju kerjanya ia datang, sejenak meluangkan waktunya untukku
Rasanya aku begitu berharga
Aku begitu berarti
Aku merasa dicintai.
------------------------------------------------------------------------------------------
Pengalaman ini terasa begitu hidup dan pekat saat ini.
Terbayang dan terasa bagaimana senangnya aku dijemput ayah
Terasa betapa senangnya dibela-bela dijemput ayah di tengah banyaknya pekerjaan kantor
Terasa senang lebih berharga dari tumpukan pekerjaan yang menantinya
Terasa spesial
Terasa hangat dalam naungan cintanya
Merasa aman dalam dekapannya
Cinta ayah, mengajarkanku tentang cinta Allah
Cinta Bapa kepada anaknya
Cinta Allah Bapa kepadaku
Cinta seorang ayah yang selalu antusias menyambut kedatangan anaknya
Cinta seorang ayah yang selalu membuka tangannya agar aku bisa menghambur ke pelukannya
Cinta seorang ayah yang penuh rasa aman,
Seakan tak ada yang perlu dikhawatirkan.
...
Saat ini, belasan tahun setelah masa-masa itu
Penginderaan ini memberikan kesadaran
Tentang suatu pengalaman positif di masa kecilku
Di mana aku bisa berpijak, menjejak
Untuk memperoleh energi untuk pertumbuhkembangan diriku
Energi yang berasal dari cinta
Cinta ayah yang merupakan perpanjangan cinta Allah
Cinta ayah yang menjadi representasi kecil dari kemahacintaan Allah
Yang luas, tak bertepi
Yang saat ini menjangkau bagian diriku yang terluka
Memasukinya, menyinarinya, menghangatkannya
Seperti salep yang dioleskan dengan lembuh dan penuh kasih
Pada luka di kulit.
Luka ini masih perlu berproses, demikian juga aku.
Aku menerima proses ini dan mensyukurinya
Terima kasih, Bapa untuk jamahanmu di saat tak terduga.
No comments:
Post a Comment