aku sedang berdiri perbatasan antara hutan dan pemukiman terakhir di kawasan kaki gunung itu..
dilemma? ya.
aku bingung.
haruskah aku melangkah memasuki hutan belantara yang entah dimana berakhirnya itu?
atau lebih baik aku pulang saja?
yang ku tahu dari hutan itu hanya aku bisa menemukan puncak gunung yang kata orang pemandangannya luar biasa.
yang ku tahu dari hutan itu hanya aku bisa menemukan kedamaian di perjalananku karna tidak ada orang lain yang bisa menggangguku dan dunia imajinasi liarku.
yang ku tahu dari hutan itu hanya aku bisa menjadi aku.
yang ku tahu,
hutan itu juga bisa membuat aku tersesat di dalamnya dan tidak akan pernah keluar.
aku terlalu lama berpikir, hingga ada seorang lelaki yang muncul dengan membawa peralatan yang sama persis denganku.
sebuah ransel besar yang dinamakan orang sebagai carrier.
juga sebuah peta lokasi gunung tersebut, yang orang bilang sulit sekali didaki.
bahkan ternyata pakaian yang ia pakai juga sama persis denganku!
ah. sepatunya! warna cokelatnya sama persis dengan milikku! bahkan modelnya pun sama.
kebetulan macam apa ini?
aku jadi seperti sedang bercermin pada cermin ajaib yang bisa merubah jenis kelamin bayanganku.
orang itu menawarkan diri untuk menemaniku mendaki gunung tersebut.
lagi-lagi aku berpikir.
terlalu lama berpikir.
hingga orang itu memutuskan untuk mendahuluiku berjalan ke dalam hutan.
dan ia berkata, "ikuti aku jika kamu mau.. aku rasa kamu pun sendirian kesini karena ingin mencari kebebasan dan membiarkan duniamu berbicara tentang imajinasi.. aku pun begitu.. namun apa salahnya kalau kita mencari kebebasan itu bersama-sama? toh kita satu tujuan.. tapi ya, terserah.. aku akan berjalan duluan ke dalam.."
aku masih berpikir ketika orang itu berhenti dan menengok ke belakang.
"yakin nggak mau ikut? percayalah padaku.."
percaya.
sulit sekali bukan mempercayai orang yang out of nowhere muncul dan mengajakmu mengarungi hutan belantara yang entah dimana berakhirnya itu?
aku berpikir.
sementara orang itu semakin jauh berjalan.
aku berteriak, "hey, tunggu!"
orang itu berhenti, menoleh lagi, dan tersenyum.
ia mengulurkan tangannya.
aku berlari dan menyambut tangannya.
"tapi janji ya kamu jaga aku di hutan ini? sejujurnya aku daritadi tidak sanggup melangkah masuk karna aku takut berjalan sendiri.."
ia hanya menatapku dan mengangguk.
jadilah kami bergandengan menelusuri hutan itu.
menelusuri hutan, mendaki gunung, yang hingga kini puncaknya belum nampak.
sesekali membuka peta, plotting jalur yang telah kami lewati dan melakukan navigasi demi mencari tahu kemana kami harus melangkah.
berhari-hari kami berjalan. namun kami masih terjebak di dalam hutan.
anehnya, logistik yang kami bawa pun belum juga habis.
makanan dan air sangat berlimpah di hutan ini.
ada mitos yang mengatakan bahwa di hutan ini, memang banyak keajaiban yang terjadi.
dan entah mengapa, yang kurasa di sepanjang perjalanan hanya banyak kupu-kupu berterbangan di perutku.
aku teringat salah satu papan di dekat entry point hutan ini.
papan itu memberikan keterangan singkat tentang hutan misteri ini.
dilemma? ya.
aku bingung.
haruskah aku melangkah memasuki hutan belantara yang entah dimana berakhirnya itu?
atau lebih baik aku pulang saja?
yang ku tahu dari hutan itu hanya aku bisa menemukan puncak gunung yang kata orang pemandangannya luar biasa.
yang ku tahu dari hutan itu hanya aku bisa menemukan kedamaian di perjalananku karna tidak ada orang lain yang bisa menggangguku dan dunia imajinasi liarku.
yang ku tahu dari hutan itu hanya aku bisa menjadi aku.
yang ku tahu,
hutan itu juga bisa membuat aku tersesat di dalamnya dan tidak akan pernah keluar.
aku terlalu lama berpikir, hingga ada seorang lelaki yang muncul dengan membawa peralatan yang sama persis denganku.
sebuah ransel besar yang dinamakan orang sebagai carrier.
juga sebuah peta lokasi gunung tersebut, yang orang bilang sulit sekali didaki.
bahkan ternyata pakaian yang ia pakai juga sama persis denganku!
ah. sepatunya! warna cokelatnya sama persis dengan milikku! bahkan modelnya pun sama.
kebetulan macam apa ini?
aku jadi seperti sedang bercermin pada cermin ajaib yang bisa merubah jenis kelamin bayanganku.
orang itu menawarkan diri untuk menemaniku mendaki gunung tersebut.
lagi-lagi aku berpikir.
terlalu lama berpikir.
hingga orang itu memutuskan untuk mendahuluiku berjalan ke dalam hutan.
dan ia berkata, "ikuti aku jika kamu mau.. aku rasa kamu pun sendirian kesini karena ingin mencari kebebasan dan membiarkan duniamu berbicara tentang imajinasi.. aku pun begitu.. namun apa salahnya kalau kita mencari kebebasan itu bersama-sama? toh kita satu tujuan.. tapi ya, terserah.. aku akan berjalan duluan ke dalam.."
aku masih berpikir ketika orang itu berhenti dan menengok ke belakang.
"yakin nggak mau ikut? percayalah padaku.."
percaya.
sulit sekali bukan mempercayai orang yang out of nowhere muncul dan mengajakmu mengarungi hutan belantara yang entah dimana berakhirnya itu?
aku berpikir.
sementara orang itu semakin jauh berjalan.
aku berteriak, "hey, tunggu!"
orang itu berhenti, menoleh lagi, dan tersenyum.
ia mengulurkan tangannya.
aku berlari dan menyambut tangannya.
"tapi janji ya kamu jaga aku di hutan ini? sejujurnya aku daritadi tidak sanggup melangkah masuk karna aku takut berjalan sendiri.."
ia hanya menatapku dan mengangguk.
jadilah kami bergandengan menelusuri hutan itu.
menelusuri hutan, mendaki gunung, yang hingga kini puncaknya belum nampak.
sesekali membuka peta, plotting jalur yang telah kami lewati dan melakukan navigasi demi mencari tahu kemana kami harus melangkah.
berhari-hari kami berjalan. namun kami masih terjebak di dalam hutan.
anehnya, logistik yang kami bawa pun belum juga habis.
makanan dan air sangat berlimpah di hutan ini.
ada mitos yang mengatakan bahwa di hutan ini, memang banyak keajaiban yang terjadi.
dan entah mengapa, yang kurasa di sepanjang perjalanan hanya banyak kupu-kupu berterbangan di perutku.
aku teringat salah satu papan di dekat entry point hutan ini.
papan itu memberikan keterangan singkat tentang hutan misteri ini.
Hutan ini hanya dapat dilewati oleh dua orang dengan satu tujuan
Sumber daya alam di dalamnya tidak akan pernah habis, silahkan mempergunakannya sebijak mungkin untuk keperluan pendakian
Barangsiapa tidak mempercayai dan meninggalkan teman seperjalanannya, ia akan tersesat
Barangsiapa mampu melewati hutan ini bersama-sama, ia akan menemukan Puncak Kehidupan
Selamat berpetualang!
hingga detik ini berlalu, kami masih berjuang menemukan Puncak Kehidupan tersebut.
konon katanya, di sana terdapat pohon langka bernama kebahagiaan dan bunga-bunga kasih sayang yang lebih banyak daripada yang kami temukan di sepanjang jalan yang telah kami lewati.
No comments:
Post a Comment