Halo teman-teman, saya pada kesempatan ini akan berusaha kembali melanjutkan pembicaraan saya tentang doa. Pada kesempatan terdahulu, saya menuliskan di blog mengenai bagaimana cara Tuhan menjawan doa kita (http://monsieursb.wordpress.com/2010/09/18/how-god-answer-all-your-prayer/).
Ketika kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, biasanya permintaan kita adalah hal-hal yang kita impikan, hal yang penting bagi diri kita. Tuhan menjawab doa kita dengan memberikan kepada kita KESEMPATAN untuk “mengabulkan”, mewujudkan doa kita sendiri menjadi kenyataan. Tuhan tidak akan serta merta mengabulkan doa kita bulat-bulat seperti yang kita minta, seperti sihir.
Ketika kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, biasanya permintaan kita adalah hal-hal yang kita impikan, hal yang penting bagi diri kita. Tuhan menjawab doa kita dengan memberikan kepada kita KESEMPATAN untuk “mengabulkan”, mewujudkan doa kita sendiri menjadi kenyataan. Tuhan tidak akan serta merta mengabulkan doa kita bulat-bulat seperti yang kita minta, seperti sihir.
Masalahnya selama ini kebanyakan dari kita mengharapkan doa dapat menjadi seperti sihir yang selalu mempunyai kekuatan gaib dan semua keinginan kita terpenuhi. Sehingga kita menjadi lebih pasif dan bermain “wait and see” games. Saya percaya, pada beberapa kasus, kekuatan doa dapat seperti sihir dan diluar akal sehat manusia, tapi itu sangat jarang sekali terjadi. Pada kasus sisanya, kita harus menjadi lebih aktif dalam mengejar dan mewujudkan semua doa kita. Bagaimana caranya? Pertama adalah biasakan diri teman-teman untuk melihat kesempatan yang Tuhan berikan. Langkah selanjutnya adalah berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkankan kesempatan tersebut. Banyak dari kita sulit untuk melihat kesempatan yang Tuhan beri, tapi lebih banyak lagi dari kita yang bisa melihat kesempatan yang Tuhan beri, tapi kita DO NOTHING.
Bagi beberapa pelajar, mereka tahu untuk bisa lulus harus belajar keras, karena ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan. Tapi kita terkadang terlalu malas untuk belajar.
Kita berdoa untuk sebuah hubungan pacaran yang baik dan langgeng. Ketika kita dikasih Tuhan seseorang pasangan, kita seringkali bahkan tidak berusaha untuk mempercayai pasangan kita, cemburuan, selalu melihat perbedaan yang ada dan memutuskan untuk menyerah bahkan sebelum berusaha beradaptasi dengan pasangan kita. Kita tidak berusaha sekuat tenaga kita, bagaimana bisa mendapatkan hubungan yang langgeng? Soulmate mungkin memang diberikan oleh Tuhan, tapi bagaimana kita mengelola hubungan kita dengan pasangan kita, dengan semua perbedaan yang ada, itu adalah tanggung jawab kita!
Kita minta untuk naik jabatan, tapi kita tidak bekerja sekuat tenaga, tidak bekerja semaksimal dengan kekuatan kita, mana mungkin kita bisa naik jabatan.
Teman-teman, beberapa hari yang lalu saya berdiskusi sama teman saya, Jessica Farolan mengenai topik ini. Dari diskusi tersebut saya mendapatkan insight dan saya menuangkan insight tersebut dalam sebuah rumus.
DOA = kesempatan x USAHA = HASIL
Teman-teman, semua doa kita, permintaan kita, impian kita, tidak akan berhasil seandainya kita pertama-tama tidak mampu melihat kesempatan yang terbentang di hadapan kita. Itulah pemberian Tuhan pertama kepada kita, kesempatan. Kalau kita sudah bisa melihat kesempatan yang ada, tapi kita bahkan tidak menjalani semua kesempatan tersebut, atau hanya berusaha setengah-setengah, maka tidak akan ada hasil apa-apa. Seberapa banyak pun kesempatan yang ada, kalau kita tidak berusaha, tidak mungkin berhasil. Hasilnya sama dengan nihil.
Doa = 10 (kesempatan) x 0 (tidak berusaha) = 0 (nihil)
Tapi sangat disayangkan kebanyakan dari kita, baik secara sadar atau tidak, masih memiliki mindset bahwa DOA = HASIL, kita menghilangkan bagian terpenting ditengah-tengahnya. Bahkan lebih lucu lagi, sebagian besar dari kita memiliki mindset yang sangat salah mengenai usaha dan doa. Sering sekali saya mendengar banyak orang (bahkan terkadang saya juga melakukannya) berdoa kepada Tuhan meminta sesuatu dan berjanji kepada Tuhan kalau doa tersebut dikabulkan, maka saya akan melakukan sesuatu sebagai balasannya.
Contohnya :
Tuhan, kalau saya lulus pada ujian kali ini, saya berjanji saya akan belajar lebih rajin dan mengurangi bermain.
Tuhan, kalau saya bisa sembuh, saya tidak akan merokok lagi, saya akan semakin sering beribadah, saya akan ..., ..., ..., dst.
Mindset berpikir kepada Tuhan yang seperti ini juga kita bawa ke banyak sisi dalam hidup kita.
Misal dalam pekerjaan : beberapa rekan kerja saya, peserta seminar saya, pernah berkata kepada saya, bahwa "kalau seandainya mereka naik gaji 3x lipat, saya akan bekerja 3x lipat lebih keras dari sekarang. Atau kalau saya jadi manager, saya akan tidak akan menunda semua pekerjaan, pulang paling terakhir, dst, dst, dst..."
Saya juga memiliki banyak junior dalam kepengurusan organisasi mahasiswa yang sering berkata, “kalau saya jadi ketua, baru saya mau berkorban dan memanggul tanggung jawab sebesar itu.” Atau “ wajarlah die kerja lebih keras dari kita, kan dia ketua.”
Pertanyaan yang kemudian saya lontarkan untuk rekan kerja saya, peserta seminar saya, dan saat ini saya lontarkan kepada teman-teman (yang merasa pernah berpikir seperti contoh saya di atas) : MENGAPA, TEMAN-TEMAN TIDAK MELAKUKAN SEMUA YANG TEMAN-TEMAN JANJIKAN TERLEBIH DAHULU? MENGAPA HARUS MENUNGGU HASIL BARU MAU BERUSAHA LEBIH MAKSIMAL?
Inilah salah satu alasan, mengapa lebih banyak orang yang tidak sukses dan hidup seadanya dibandingkan jumlah orang yang sukses. Karena kebanyakan dari kita hanya mau berusaha lebih giat jika kita sudah menerima hasilnya!! Jika teman-teman ingin naik gaji 3x lipat, maka bekerjalah 3x lipat terlebih dahulu, maka atasan teman-teman akan melihat hal tersebut baru teman-teman akan diberikan imbalan yang setimpal!
Jika ingin lulus ujian, mengapa tidak belajar giat dulu?
Jika ingin sehat, mengapa tidak beribadah secara rutin dulu, tidak merokok dulu?
Jadi sebenarnya, teman-teman jangan iri dengan pencapaian orang lain, karena mereka pasti telah melakukan apa yang selama ini tidak kita lakukan. Sehingga saat ini mereka sedang menikmati hasil dari apapun yang mereka lakukan.
Inilah yang disebut dengan hukum tabur-tuai, apapun yang teman-teman tabur, itu yang teman-teman peroleh. Teman-teman tidak akan pernah mendapatkan apapun yang teman-teman inginkan, tanpa teman-teman pernah berusaha menanam dan merawatnya. Tanamlah dulu, rawatlah dulu, maka cepat atau lambat pohon tersebut akan berbuah dengan sangat manis. Jika teman-teman merawat dengan setengah-setengah, maka panen yang didapat juga tidak akan sebaik jika teman-teman merawat dengan sepenuh hati.
Yang perlu teman-teman perhatikan, semakin besar keinginan dan impian kita, semakin berat dan lama usaha yang perlu teman-teman keluarkan!! Namun kebanyakan dari kita hanya menginginkan hasil yang besar dengan usaha yang kecil dan cepat. Jaman sekarang memang banyak yang instan, seperti kopi instan dan mie instan. Tetapi jika kita terlalu banyak memakan makanan yang instan, maka semakin cepat pula kita kembali ke sisiNya. Jadi biasakan diri dan persiapkan diri untuk bekerja keras, berdarah-darah, dan menunggu dengan sabar sebelum semua usaha kita membuahkan hasil yang manis.
Oleh karena semakin besar tanggung jawab dan beban yang akan kita tanggung, apabila teman-teman mengharapkan hasil yang luar biasa, biasakan diri teman-teman berdoa dengan cara yang benar. Seperti yang pernah dikatakan oleh Mario Teguh :
"Jangan berdoa kepada Tuhan meminta beban di pundakmu diringankan, tetapi mintalah agar pundakmu dikuatkan!"
Semakin besar harapan kita, pundak kitalah yang harus dikuatkan setiap saat, bukan bebannya diringankan. Karena hanya orang “kecil” sajalah yang memiliki beban yang ringan dipundaknya. Selain itu saat kita meminta Tuhan untuk menguatkan pundak kita, secara mental dan psikologis kita telah berbicara pada diri kita bahwa kita akan melewati sebuah kerja keras, sehingga hal tersebut akan membuat diri kita sepenuhnya lebih siap menghadapi “medan perang”.
Akhir kata, jika teman-teman ingin sesuatu, memimpikan sesuatu, segera lakukan, aktiflah. Tidak ada tempat untuk hanya duduk dan menunggu. Kesempatan memang selalu diberikan Tuhan, tapi kita sebagai manusia harus bekerja keras sesuai dengan porsi kita. Karena bagi saya, DOA = Do Our Action; kita melakukan (aktif) apa yang menjadi porsi kita, dan Tuhan akan menggenapi sisanya. Bekerja keras menyambut kesempatan yang Tuhan berikan, bekerja keras sebagai ucapan syukur kepada Tuhan dan bekerja keras mewujudkan mimpi kita. Semoga teman-teman mendapatkan insight dari tulisan ini dan semua impian teman-teman terwujud.
See you around,
William SB
No comments:
Post a Comment