Sep 14, 2010

Hai Ikan Kecil, di mana rumahmu?

Nama saya Kancil. Saat ini saya sedang berenang-renang di sebuah tempat yang saya tidak tahu apa namanya. Saya hanya tahu bahwa tempat ini kecil sekali. Apalagi jika dibandingkan dengan lautan yang luas, tempat saya bermain-main setiap harinya. Tempat ini kecil, dan saya sendiri di sini.



Saya pikir saya hanya sendirian di tempat ini. Saya merasa kesepian dan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi lama kelamaan, teman-teman saya mulai berdatangan. Mereka adalah ikan-ikan kecil seperti saya. Kami pun berenang bersama-sama dan mulai bercengkerama.

Dari teman-teman saya, saya mengetahui bahwa ternyata kami semua telah tertipu. Ya, tertipu! Kami telah ditipu oleh seorang manusia. Apa yang saya pikir makanan, ternyata hanyalah sebuah umpan untuk menangkap kami.

Saya merasa bodoh sekali. Padahal ayah selalu mengingatkan agar saya jangan sembarangan makan. Kata ayah itu berbahaya. Saya menyesal sekali…
Lalu, apa yang akan terjadi setelah kami ditangkap?
Entah. Mungkin kami akan mati. Lalu dimakan.

Saya tidak mau mati sekarang! Saya masih kecil. Saya mau hidup lebih lama. Belum semua tempat di laut saya arungi. Saya juga belum berpamitan dengan ayah dan ibu saya. Juga dengan teman-teman saya. Si terumbu karang dan babi laut dan ikan paus yang baik.

Saya tidak mau mati sekarang! Mengapa nelayan ini begitu tega kepada kami? Kami hanyalah ikan-ikan yang masih kecil.

Maka, sambil berenag-renang, kami pun menyusun sebuah rencana. Rencana untuk melarikan diri. Kembali ke lautan luas. Rumah kami.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...