oleh Gagah Wiarso pada 19 Mei 2009 jam 23:48
"pagi mas.. kopi manis apa teh anget hari ini?"
"capucino panas aja bu"
"baru gajian lagi?"
"ah ngak masih kere koq bu.. lagi pengen yang manis aja"
"lagi seneng yah sampean. udah kepilih capresnya dukung yang mana jadinya?"
"hehe iya pak udah enak sekarang gak banyak manuver dah jelas jadi enak nulisnya juga mau lari lari kemana juga tahu. kalo kmren harus sana sini.. nunggu mana yg ngomong duluan."
"lah yo ngono to.. yo mesti ora ngrusa ngrusu kalo dadi pemimpin"
"ah bapak bisa aja.. rokok pak.."
"monggo.."
"tapi lucu ya.. kenapa milihnya bukan orang politik.."
ah gak lucu koq .. bukan kata yang tepat kalo dibilang lucu. dengan trouser dan blouse seperti itu dia lebih cocok dibilang classy.. tipe pekerja yg nyasar di pasar waktu pertama kulihat. belum lagi potongan rambutnya yg pendek dan di bob.. untungnya dengan sepatu hak pendek nyaris tanpa hak
mungkin cuma aku yg melihatnya ganji. tapi pedagang pedagang di sini tak banyak yg berkomentar Entah dia tampaknya sudah menyatu dengan pasar ini.. atau memang sudah terbiasa dengan kehadirannya
"eh mas melamun aja.. kopinya mana ? si ibu lupa lagi tuh.."
"iya bentar yah nagmbil kopi"
"bu capucinonya dah jadi belum"
"eehehe bentar yahh lupa ibu"
"wis tak tunggu"
dan bunyi gesekan logam dan percikan api mengiri wangi tembakau yg terbakar..
iya seperti biasanya di hari selasa pagi ia akan datang menawar buah dikios seberang warung ini.
"sudah beli apel sana di depan kayak minggu kmrin. biar seger. masih boleh to beli satu biji sama bu'e"
"lebih seger kamu habis makan buah. kopinya aku taruh di meja nanti.
...Untuk kedatanganmu Bukankah engkau telah berjanji Kita jumpa di sini Datanglah, kedatanganmu kutunggu...
" hey bah kenceng kali kau setel itu speker ditegur lagi kau nanti sama si slamet.."
"hehe maaf bang aku kecilin dikit deh"
"eh yang lain lah kau setel itu musik pagi pagi sudah mendayu dayu.. mentang mentang melayu.'
"semangat sikit lah kita"
"eh gitu gitu pangeran dangdut tuh bang.."
"macam macam kali tak cukup apa ada raja dangdut"
duh mulai lagi deh batak lawan betawi.. hmmppp
klik
C A minor D minor ke G ke
C lagi A minor D minor ke G ke
C lagi A minor D minor ke G ke
C lagi
Lupa, lupa lupa lupa, lupa lagi syairnya..
"lah macam mana lupa koq nyanyi.."
"ah sia abang protes aja di kasih yg semangat masi protes.. lagi laku itu bang mp3nya.
mirip kiss band tuh keren dandanannya"
"bah band macam gitu laku.. ada ada sajalah ini sekarang yg lupa lupa mala laku.. kalo nanti presidennya suka lupa lupa cem mana nanti."
"ah si abang bosen bang ngomong politik enakan dengerin musik laku lagi ni dijual"
"eh jangan kau bilang bilang bilang tak suka nati kau kayak dia tuh.."
"eh mana dia? eh...?"
"aaahh nah itu dia dibelakang kaya dia itu bialang tak suka tak suka. kalo sudah diajak ngobrol nyambungnya ya di situ juga.. eh foto kau juga yg dimuat itu bau bau politik kan."
"ia lay" aku cuma bisa senyum simpul mendengarnya dan satu gumpalan asap memenuhi mulut dan hidungku dengan cepat dan menghambur ke udara.
" ya sudahlah asal jangan itu dangdut lagi pagi pagi"
ah bukan bukan dangdut pagi itu musiknya
walau sudah dikemas lebih modern tetap saja tak bisa menggantikan kesan modern jazz.
entah kenapa buatku jazz itu modern mungkin karena sudah masuk banyak rumah rumah bertingkat di jakarta. walau dulu cuma ada di pub pub gelap pinggir kota dinyanyikan negro negro rapi tapi kumal ditemani segelas bir atau wangi alkohol
iya swing jazz..
sedikit mendayu tapi lincah dan ringan bergerak tidak terlalu sepat.. mungkin di ramu dengan smooth sedikit.
seperti berjalan di awan yg tebal dan namun dapat menyelinap dengan lembut seperti iklan diet sehat modern di iklan
diana krall...
dengan rambut hitam pendek bob
tak sependek natalie portman atau audy hepburn
hmm bukan chubby tapi karena memang rahangnya cukup besar buat seorang wanita..
cenderung tegar tapi bukan tegas
kulit sawo matang cenderung ke putih kuning
yah kalo kata anak anak ROL (ray of light) asli di pagi hari memang bisa membuat kesan cerah
hmm bahkan mungkin sedikit glamour
walau tas kresek yg dijinjingnya waktu itu
"repot yah kalo jadi pejabat karus ketemu orang mau kerjasama aja repot ketemu berkali kali. kalo aku cukup minta ijin sama yg jaga dah boleh jualan"
"ah ya itu namanya diplomasi. ngak boleh buru buru harus diatur pelan pelan."
"ah sama aja kayak kau itu nanti kalo jadi pemimpin bagi bagi juga kayak kau bagi bagi sama slamet
. cuma bedanya kamu bagi bagi selenbar lima puluh ribu sama si slamet kalo mereka bagi bagi tugas.. kalo uang tak tahu lah aku. yah memang repot."
iya.. padahal tidak terlihat repot belanjaan yang di bawanya.
tapi entah sawi.kembang kol dan beberapa sayuran hijau lainnya tiba tiba terjatuh dari tas kresk putihnya
"aduh.."
"boleh saya bantu.."
"ah iya.. sorry ngerepotin"
"ah ngak apa apa.. banyak juga belanjaanya"
"ah iya."
"bu.. aku minta apelnya yah.."
"brapa?"
"satu aja"
"ya udah ambil aja."
"mau beli buah juga?"
" ah h iya.. jeruk sunkist ada bu?"
"oh ada kok bentar ya diambilin di belakang."
"eh kamu tunggu yah bayarnya masih lama to ibu ambiln buat mbak ini dulu"
"maaf yah jadi menunggu sekalian aku aja apelnya."
"oh iya gpp cuma satu koq apelnya."
entah brapa umurnya 20.. 25.. 30.. ah tidak setua itu
"iya.. sekarng ini terakhir jaman yg tua tua itu.. yg belum kebagian kursi kursi jadi presiden yg masih belum puas pemikiranya digunakan untuk bangsa ini."
"loh emang yang muda muda gak boleh apa?"
"semua ada waktunya.. nah 5 tahun setelah ini baru yang muda muda yg memimpin berikutnya.. yang tua tua siapa lagi.. sudah bukan waktunya lagi.. kalo mereka besok 5 tahun lagi masih rebutan jadi presiden. makanya kamu kamu itu yang muda waktunya belajar jadi pemimpin"
"ah itu betul itu jangan mau terima terima nasib saja.. kalo sudah tak bisa bergantung sama pemerintah yah usaha sendiri lah. buka usaha sendiri bagus lagi bisa ngurangin pengangguran. macam dia itu dah dapet kerja akhirnya."
"buka usaha apa lagi bang ye enaknya?"
"hebat kau sudah jualan masih kurang saja atau kau ngamen saja lah sana kalo uang jualan dvd mp3 itu kurang. nah sapa tahu kau dlirik produser kah tak kalah ganteng lah dengan kanjen band itu"
"kangen band bang.."
"ah iya kanjen bend"
"ah si abang.."
"iya kalo ngak bisa jd artis ngartis aja gimana.. muncul di tipi tipi. yg penting masuk tipi jadi selebriti"
hmm yah seperti Katie Holmes atau selma blair yang dipotong Bob Cut hmm hanya tidak setua atau semuda itu.. iya diantaranya wajahnya terlihat lebih dewasa tapi entah raut mukanya menunjukan dirinya masih muda.. mungkin karena dia terliat tinggi dan terlihat sendiri. entah seperti
"mama.. mama..aku boleh minta apel itu ?"
terlihat keibuan.. yah terlihat keibuan
"boleh. tapi salim dulu yah sama om...."
"andra.."
seorang ibu muda..
" halo om andra aku keiza."
"eh om suka apel juga yah. sama dong"
"keiza liat ikan lagi ya ma.."
"iya.. jangan jauh jauh ya.."
Kei kecil.. mengingtkan selalu dengan dirinya. Marlina. Dimana dirinya sekarang ini.
"Maaf nama kamu siapa? Mas....?"
"Andra"
"Marlina?"
"Iya"
"Kamu? Andra yg...."
"Iya. Itu aku."
dan seketika kerongkonganku mengering
" eh kuminta nanti capucinno nya.. dingin nanti..." ujar pak tua berjanggut putih di kejauhan
"Entah kenapa kita bertemu di sini yah" kata Marlina kepada Andra
di kejauhan pak tua berjanggut hitam terseyum sambil menembang setelah menyeruput kopi
Laraning lara
Ora kaya wong kang nandhang wuyung
Mangan ra doyan
Ra jenak dolan nèng omah bingung
Mung kudu weruh
woting ati duh kusuma ayu
Apa ra trenyuh
sawangen iki awakku sing kuru
Klapa mudha leganana nggonku nandhang branta
Witing pari dimèn mari nggonku lara ati
Aduh nyawa
Duh duh kusuma
Pa ra krasa apa pancen téga
Mbok mbalung janur
Paring usada mring kang nandhang wuyung
WUYUNG, sebuah tembang lama jawa kuno untuk penjelasannya silahkan lihat
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090331110436AAcdzgh
kurang lebih terjemahan dari tembang Wuyung sebagai berikut ini
Sakitnya sakit
tidak seperti orang yang sedang jatuh cinta
makan (terasa)tidak enak
ndak enak main/jalan2 (tetapi) dirumah (malah) bingung
hanya ingin melihat(trus-trusan)
(wot=tempat menyebrang diatas parit/sungai biasanya terbuat dari bambu/kayu(jembatan kecil),
woting kependekan dari wot ing) tambatan hati duhai bunga yang cantik
apa tidak kasihan
lihatlah badanku yang kecil ini
(klapa muda=degan, maksudnya leganono=legakan) legakan perasaanku yang sedang kasmaran
(witing pari= damen maksudnya dimen mari=biar sembuh) biar sembuh sakit hatiku aduh nyawa
wahai bunga(bunga bisa diartikan cewek yang menarik hati)
apa memang ndak terasa atau memang membiarkan
(balung janur=soddo/lidi maksudnya usada=obat)
memberi/berilah obat kepada yang lagi kasmaran.
ada beberapa yang tidak bisa diterjemahkan langsung karena tembung sanepa.witing pari, klapa muda, mbalung janur.tetapi harus dicari artinya trus diterjemahkan.jadi maksud kata witing pari dimen mari bukan pohon padi berikan kesembuhan.tetapi artinya berikan kesembuhan.
itulah seninya sastra jawa yang sudah banyak dilupakan.
dan aku tak akan melupakanmu sampai Tuhan mengijinkan...
note :
pada sebuh pasar ditulis karena kelamaan di rumah selama sebulan di tivi isinya itu itu aja
pas lagi keluar rumah adanya estalase berjalan.. yah walau panas terik sedikit engap mau ujan
tapi kadang adem banyak yg hilir mudik
secara singkat membungkus cerita cinta politik dan musik jadi satu. maaf kalo loncat loncat.
"capucino panas aja bu"
"baru gajian lagi?"
"ah ngak masih kere koq bu.. lagi pengen yang manis aja"
"lagi seneng yah sampean. udah kepilih capresnya dukung yang mana jadinya?"
"hehe iya pak udah enak sekarang gak banyak manuver dah jelas jadi enak nulisnya juga mau lari lari kemana juga tahu. kalo kmren harus sana sini.. nunggu mana yg ngomong duluan."
"lah yo ngono to.. yo mesti ora ngrusa ngrusu kalo dadi pemimpin"
"ah bapak bisa aja.. rokok pak.."
"monggo.."
"tapi lucu ya.. kenapa milihnya bukan orang politik.."
ah gak lucu koq .. bukan kata yang tepat kalo dibilang lucu. dengan trouser dan blouse seperti itu dia lebih cocok dibilang classy.. tipe pekerja yg nyasar di pasar waktu pertama kulihat. belum lagi potongan rambutnya yg pendek dan di bob.. untungnya dengan sepatu hak pendek nyaris tanpa hak
mungkin cuma aku yg melihatnya ganji. tapi pedagang pedagang di sini tak banyak yg berkomentar Entah dia tampaknya sudah menyatu dengan pasar ini.. atau memang sudah terbiasa dengan kehadirannya
"eh mas melamun aja.. kopinya mana ? si ibu lupa lagi tuh.."
"iya bentar yah nagmbil kopi"
"bu capucinonya dah jadi belum"
"eehehe bentar yahh lupa ibu"
"wis tak tunggu"
dan bunyi gesekan logam dan percikan api mengiri wangi tembakau yg terbakar..
iya seperti biasanya di hari selasa pagi ia akan datang menawar buah dikios seberang warung ini.
"sudah beli apel sana di depan kayak minggu kmrin. biar seger. masih boleh to beli satu biji sama bu'e"
"lebih seger kamu habis makan buah. kopinya aku taruh di meja nanti.
...Untuk kedatanganmu Bukankah engkau telah berjanji Kita jumpa di sini Datanglah, kedatanganmu kutunggu...
" hey bah kenceng kali kau setel itu speker ditegur lagi kau nanti sama si slamet.."
"hehe maaf bang aku kecilin dikit deh"
"eh yang lain lah kau setel itu musik pagi pagi sudah mendayu dayu.. mentang mentang melayu.'
"semangat sikit lah kita"
"eh gitu gitu pangeran dangdut tuh bang.."
"macam macam kali tak cukup apa ada raja dangdut"
duh mulai lagi deh batak lawan betawi.. hmmppp
klik
C A minor D minor ke G ke
C lagi A minor D minor ke G ke
C lagi A minor D minor ke G ke
C lagi
Lupa, lupa lupa lupa, lupa lagi syairnya..
"lah macam mana lupa koq nyanyi.."
"ah sia abang protes aja di kasih yg semangat masi protes.. lagi laku itu bang mp3nya.
mirip kiss band tuh keren dandanannya"
"bah band macam gitu laku.. ada ada sajalah ini sekarang yg lupa lupa mala laku.. kalo nanti presidennya suka lupa lupa cem mana nanti."
"ah si abang bosen bang ngomong politik enakan dengerin musik laku lagi ni dijual"
"eh jangan kau bilang bilang bilang tak suka nati kau kayak dia tuh.."
"eh mana dia? eh...?"
"aaahh nah itu dia dibelakang kaya dia itu bialang tak suka tak suka. kalo sudah diajak ngobrol nyambungnya ya di situ juga.. eh foto kau juga yg dimuat itu bau bau politik kan."
"ia lay" aku cuma bisa senyum simpul mendengarnya dan satu gumpalan asap memenuhi mulut dan hidungku dengan cepat dan menghambur ke udara.
" ya sudahlah asal jangan itu dangdut lagi pagi pagi"
ah bukan bukan dangdut pagi itu musiknya
walau sudah dikemas lebih modern tetap saja tak bisa menggantikan kesan modern jazz.
entah kenapa buatku jazz itu modern mungkin karena sudah masuk banyak rumah rumah bertingkat di jakarta. walau dulu cuma ada di pub pub gelap pinggir kota dinyanyikan negro negro rapi tapi kumal ditemani segelas bir atau wangi alkohol
iya swing jazz..
sedikit mendayu tapi lincah dan ringan bergerak tidak terlalu sepat.. mungkin di ramu dengan smooth sedikit.
seperti berjalan di awan yg tebal dan namun dapat menyelinap dengan lembut seperti iklan diet sehat modern di iklan
diana krall...
dengan rambut hitam pendek bob
tak sependek natalie portman atau audy hepburn
hmm bukan chubby tapi karena memang rahangnya cukup besar buat seorang wanita..
cenderung tegar tapi bukan tegas
kulit sawo matang cenderung ke putih kuning
yah kalo kata anak anak ROL (ray of light) asli di pagi hari memang bisa membuat kesan cerah
hmm bahkan mungkin sedikit glamour
walau tas kresek yg dijinjingnya waktu itu
"repot yah kalo jadi pejabat karus ketemu orang mau kerjasama aja repot ketemu berkali kali. kalo aku cukup minta ijin sama yg jaga dah boleh jualan"
"ah ya itu namanya diplomasi. ngak boleh buru buru harus diatur pelan pelan."
"ah sama aja kayak kau itu nanti kalo jadi pemimpin bagi bagi juga kayak kau bagi bagi sama slamet
. cuma bedanya kamu bagi bagi selenbar lima puluh ribu sama si slamet kalo mereka bagi bagi tugas.. kalo uang tak tahu lah aku. yah memang repot."
iya.. padahal tidak terlihat repot belanjaan yang di bawanya.
tapi entah sawi.kembang kol dan beberapa sayuran hijau lainnya tiba tiba terjatuh dari tas kresk putihnya
"aduh.."
"boleh saya bantu.."
"ah iya.. sorry ngerepotin"
"ah ngak apa apa.. banyak juga belanjaanya"
"ah iya."
"bu.. aku minta apelnya yah.."
"brapa?"
"satu aja"
"ya udah ambil aja."
"mau beli buah juga?"
" ah h iya.. jeruk sunkist ada bu?"
"oh ada kok bentar ya diambilin di belakang."
"eh kamu tunggu yah bayarnya masih lama to ibu ambiln buat mbak ini dulu"
"maaf yah jadi menunggu sekalian aku aja apelnya."
"oh iya gpp cuma satu koq apelnya."
entah brapa umurnya 20.. 25.. 30.. ah tidak setua itu
"iya.. sekarng ini terakhir jaman yg tua tua itu.. yg belum kebagian kursi kursi jadi presiden yg masih belum puas pemikiranya digunakan untuk bangsa ini."
"loh emang yang muda muda gak boleh apa?"
"semua ada waktunya.. nah 5 tahun setelah ini baru yang muda muda yg memimpin berikutnya.. yang tua tua siapa lagi.. sudah bukan waktunya lagi.. kalo mereka besok 5 tahun lagi masih rebutan jadi presiden. makanya kamu kamu itu yang muda waktunya belajar jadi pemimpin"
"ah itu betul itu jangan mau terima terima nasib saja.. kalo sudah tak bisa bergantung sama pemerintah yah usaha sendiri lah. buka usaha sendiri bagus lagi bisa ngurangin pengangguran. macam dia itu dah dapet kerja akhirnya."
"buka usaha apa lagi bang ye enaknya?"
"hebat kau sudah jualan masih kurang saja atau kau ngamen saja lah sana kalo uang jualan dvd mp3 itu kurang. nah sapa tahu kau dlirik produser kah tak kalah ganteng lah dengan kanjen band itu"
"kangen band bang.."
"ah iya kanjen bend"
"ah si abang.."
"iya kalo ngak bisa jd artis ngartis aja gimana.. muncul di tipi tipi. yg penting masuk tipi jadi selebriti"
hmm yah seperti Katie Holmes atau selma blair yang dipotong Bob Cut hmm hanya tidak setua atau semuda itu.. iya diantaranya wajahnya terlihat lebih dewasa tapi entah raut mukanya menunjukan dirinya masih muda.. mungkin karena dia terliat tinggi dan terlihat sendiri. entah seperti
"mama.. mama..aku boleh minta apel itu ?"
terlihat keibuan.. yah terlihat keibuan
"boleh. tapi salim dulu yah sama om...."
"andra.."
seorang ibu muda..
" halo om andra aku keiza."
"eh om suka apel juga yah. sama dong"
"keiza liat ikan lagi ya ma.."
"iya.. jangan jauh jauh ya.."
Kei kecil.. mengingtkan selalu dengan dirinya. Marlina. Dimana dirinya sekarang ini.
"Maaf nama kamu siapa? Mas....?"
"Andra"
"Marlina?"
"Iya"
"Kamu? Andra yg...."
"Iya. Itu aku."
dan seketika kerongkonganku mengering
" eh kuminta nanti capucinno nya.. dingin nanti..." ujar pak tua berjanggut putih di kejauhan
"Entah kenapa kita bertemu di sini yah" kata Marlina kepada Andra
di kejauhan pak tua berjanggut hitam terseyum sambil menembang setelah menyeruput kopi
Laraning lara
Ora kaya wong kang nandhang wuyung
Mangan ra doyan
Ra jenak dolan nèng omah bingung
Mung kudu weruh
woting ati duh kusuma ayu
Apa ra trenyuh
sawangen iki awakku sing kuru
Klapa mudha leganana nggonku nandhang branta
Witing pari dimèn mari nggonku lara ati
Aduh nyawa
Duh duh kusuma
Pa ra krasa apa pancen téga
Mbok mbalung janur
Paring usada mring kang nandhang wuyung
WUYUNG, sebuah tembang lama jawa kuno untuk penjelasannya silahkan lihat
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090331110436AAcdzgh
kurang lebih terjemahan dari tembang Wuyung sebagai berikut ini
Sakitnya sakit
tidak seperti orang yang sedang jatuh cinta
makan (terasa)tidak enak
ndak enak main/jalan2 (tetapi) dirumah (malah) bingung
hanya ingin melihat(trus-trusan)
(wot=tempat menyebrang diatas parit/sungai biasanya terbuat dari bambu/kayu(jembatan kecil),
woting kependekan dari wot ing) tambatan hati duhai bunga yang cantik
apa tidak kasihan
lihatlah badanku yang kecil ini
(klapa muda=degan, maksudnya leganono=legakan) legakan perasaanku yang sedang kasmaran
(witing pari= damen maksudnya dimen mari=biar sembuh) biar sembuh sakit hatiku aduh nyawa
wahai bunga(bunga bisa diartikan cewek yang menarik hati)
apa memang ndak terasa atau memang membiarkan
(balung janur=soddo/lidi maksudnya usada=obat)
memberi/berilah obat kepada yang lagi kasmaran.
ada beberapa yang tidak bisa diterjemahkan langsung karena tembung sanepa.witing pari, klapa muda, mbalung janur.tetapi harus dicari artinya trus diterjemahkan.jadi maksud kata witing pari dimen mari bukan pohon padi berikan kesembuhan.tetapi artinya berikan kesembuhan.
itulah seninya sastra jawa yang sudah banyak dilupakan.
dan aku tak akan melupakanmu sampai Tuhan mengijinkan...
note :
pada sebuh pasar ditulis karena kelamaan di rumah selama sebulan di tivi isinya itu itu aja
pas lagi keluar rumah adanya estalase berjalan.. yah walau panas terik sedikit engap mau ujan
tapi kadang adem banyak yg hilir mudik
secara singkat membungkus cerita cinta politik dan musik jadi satu. maaf kalo loncat loncat.
No comments:
Post a Comment