Sep 20, 2010

maaf...jangan mengotori Indonesia...

angkutan umum berhenti disebelah trotoar
trotoar pun dipakai orang buat memancing uang
sesaat muncul lampu kuning
itu bukan berarti "ayo ngebut, sebelum lampu merah"

disana ada sebuah mobil mewah berhenti
seorang remaja keluar dengan raut wajah kesal
baterai telepon genggamnya habis
dia kesal bercampur bingung
apa yang harus dilakukan?
dia tidak pernah naik angkutan umum
enggan
lagipula dengan apa ia harus membayar?
dompetnya hanya berisi kartu kredit

malamnya ia mengisi blog
semuanya dia ketik memakai bahasa inggris
lalu membuka web tentang global warming
mencaci maki yang membuat bumi ini panas
padahal pendingin ruangannya aktif setiap hari

ibunya lalu pulang dari berbelanja
tidak mau berbelanja di pasar tradisional
bau
becek
dan takut terkena matahari

esoknya ia malas pergi kemanapun
dia melihat seorang ibu yang tak mampu sedang sakit
dan anaknya yang tak bisa sekolah
lalu ia melihat tv lokal
dengan musik lagu cinta
dengan sinetron berjudulkan nama karakternya

kemarin ia lewat jalan biasa
penuh dengan gambar promosi-promosi dan janji-janji
uangnya ia habiskan
beli barang yang ia inginkan

uangmu belum tentu dari jerih payahmu juga
tapi disini uang penting
sebuah benda yang terkesan lebih hebat dari Tuhan
disini terdapat peraturan
"jangan sakit, kalau tidak punya uang"
"jangan sekolah,kalau tidak punya uang"
"yang punya, hidup enak dan berkuasa"

kita negara agraris
kita negara maritim juga
bukan
sebentar lagi kita menjadi negara industri

tidak ada petani
tidak ada nelayan
padang rumput sepi
laut hening

lantas saya harus menggambarkan seperti apa?
cukup?
saya hanya berpesan
"maaf..jangan mengotori indonesia..."





(ditulis untuk Indonesia, teringat dengan lagu-lagu baik seperti kolam susu (koes plus), rumah kita (god bless), berita kepada kawan (ebiet g ade), dll. Teringat juga dengan sinetron yang luar biasa seperti keluarga cemara. Terinspirasi juga oleh situasi jakarta ketika saya menaiki angkutan umum, para penumpang angkutan umum, yang jarang menggunakan bahasa Indonesia, "menjadi Indonesia" (efek rumah kaca), bioskop metropole, konsumerisme dan masih banyak lagi...

tulisan ini sudah dimuat di notes facebook, 6 Februari 2009

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...